Kritik dan Saran silahkan kirim pesan ke" bayz.pabayo@gmail.com "

Cacing Kremi Entero vermikularis (Oxyuris vermicularis)



Hospes dan nama penyakitnya
            Biasa disebut juga sebagai pinworm atau seatworm. Hospes dari cacing ini adalah manusia. Nama penyakitnya dikenal sebagai enterobiasis atau oksiuriasisparasit ini lebih banyak ditemukan didaerah yang dingin dan kosmopolit. Hal ini mungkin dikarenakan orang didaerah dingin jarang mandi dan mengganti pakaian dalam. Cacing ini ditunjang juga oleh eratnya hubungan dengan sesama manusia dan lingkungan yang mendukung.

Morfologi dan daur hidup
            Cacing betina berukuran 8 -13 mm x 0,4 mm. pada ujung anterior ada pelebaran kutikulum seperti sayap yang disebut alae. Bulbus esofagusjelas sekali, ekor panjang dan runcing. Uuterus cacing yang gravid melebar dan penuh dengan telur. Cacing jantan berukuran 2 – 5 mm, juga memiliki sayap dan ekornya melingkar sehingga berbentuk tanda Tanya. Spikulum pada ekor jarang ditemukan. Habitat cacing dewasa pada rongga sekum, usus besar dan usus halus yang berdekatan dengan rongga sekum. Makanannya merupakan isi dari usus. Cacing betina yang gravid menggandung 11.000 – 15.000 butir telur, yang akan berimigrasi kearah perianal untuk bertelur dengan cara kontraksi uterus dan vaginanya. Telur jarang dikeluarkan diusus sehingga jarang ditemukan didalam tinja. Bentuk dari telur lonjong dan lebih datar pada satu sisi (asimetrik), dinding telur bening dan agak lebih tebal dari telur cacing tambang. Telur akan matang kira-kira 6 jam setelah telur dikeluarkan. Telur resisten terhadap desinfektan dan udara dingin. Pada kondisi yang lembab telur dapat bertahan selama 13 hari. Kopulasi cacing jantan dan betina mungkin terjadi di sekum. Cacing jantan akan mati setelah kopulasi dan sedangkan cacing betina akan mati setelah bertelur.

            Infeksi terjadi pada keadaan dimana tertelannya telur matang ataupun apabila larva dari telur yang menetas didaerah perianal bermigrasi kembali ke usus besar. Bila telur matang yang tertelan telur akan menetas diduodenum dan larva rhabditiform berubah dua kali sebelum menjadi dewasa didaerah yeyunum dan bagian atas ileum. Lamanya waktu yang diperlukan untuk daur hidupnya mulai dari tertelannya telur matang sampai menjadi cacing dewasa gravid yang bermigrasi ke daerah perianal selama 2 minggu sampai 2 bulan. Kemungkinan juga daur hidupnya hanya berlangsung selama 1 bulan karena telur-telur cacing dapat ditemukan kembali pada anus maksimum 5 minggu setelah diberikan pengobatan. Untuk infeksi parsit ini dapat sembuh sendiri (self limited) bila tidak terdapat reinfeksi.

Patologi dan gejala klinis
            Pada umumnya enterobiasis tidak berbahaya karena jarang menimbulkan gejala lesi yang berarti. Gejala yang menonjol yaitu disebabkan oleh iritasi pada daerah anus, perineum dan vagina oleh cacing betina gravid yang akan bermigrasi ke daerah anus dan vagina yang akan menyebabkan pruritus ani yang akan menyebabkan penderita menggaruk daerah anus yang menimbulkan luka, keadaan ini sering terjadi pada waktu malam hari sehingga menyebabkan susah tidur dan lemah. Kadang cacing dewasa muda bergerak ke arah usus halus bagian proksimal sampai ke lambung, esophagus dan hidung yang akan menimbulkan gangguan. Cacing dewasa betina akan mengembara dan dapt bersarang divagina dan tuba fallopii yang dapat menimbulkan radang disaluran indung telur. Diapndiks cacing sering ditemukan yang akan menyebabkan penyakit appendicitis.
            Gejal terinfeksi enterobius vermikularis yaitu kurang nafsu makan, berat badan menurun, aktivitas meninggi, enuresis, cepat marah, gigi menggeretak, insomnia, dan masturbasi.

Diagnosis
Parasit ini diduga sering pada anak-anak dengan tanda sering menggaruk anus pada malam hari. Diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya telur dan cacing dewasa. Dengan anal sweb telur dapat ditemukan dengan menempelkan anal sweb pada anus pada waktu pagi hari sebelum anak buang air besar dan mencuci pantat. Anal swab merupakan suatu alat yang berasal dari batang gelas atau staple lidah yang pada ujungnya dilekatkan Scotch adhesive tape, bila bagian ini ditempelkan pada bagian anus maka telur cacing akan melekat yang seterusnya diperiksa dikroskop dengan bantuan cairan toluol.

Pengobatan dan prognosis
            Jika didalam keluarga ditemukan salah satu terinfeksi parasit ini maka seluruh anggoa keluarga harus diberikan pengobatan. Obat piperazin sangat efektif bila diberikan pada pagi hari dan minum air segelas agar obat mencapai sekum dan kolon. Pirvinum pamoat juga efektif. Efek samping yang ditimbulkan mual dan muntah. Mebendazol dan pirvinum efektif terhadap semua stadium perkembangan cacing kremi, sedangkan pirantel dan piperazin dalam dosis tunggal tidak efektif terhadap stadium muda. Pengobatan secara periodic membrikan prognosis yang baik.

Epidemiologi
            Penyebaran cacing ini lebih luas disbanding cacing-cacing lainnya. Telur cacing dapat diisolasi dari debu ruangan. Telur cacing dapat ditemukan dilantai, meja, kursi,buffet, tempat duduk kakus (toilet seats), bak mandi, alas kasur, pakaian dan tilam hingga 92%. Menurut penelitian di Jakarta timur bahwa prevslensi tertinggi pada umur 5 – 9 tahun yaitu sebanyak 46 anak (54,1%) dari 85 anak yang diperiksa.
            Penularan dapat dipengaruhi oleh:
1.    Penularan dari tangan kemulut sesudah menggaruk daerah perianal (autoinfeksi) atau tangan dapat menyebarkan telur kepada orang lain maupun kepada diri karena memegang benda-bendamaupun pakaian yang terkontaminasi.
2.    Debu merupakan sumber infeksi karena debu mudah untuk terbangoleh angin sehingga telur dalam debu dapat tertelan.
3.    Retrofeksi melalui anus: larva dari telur yang menetas disekitar anus kembali masuk ke anus.
Anjing dan kucing dapat menjadi sumber infeksi yang baik karena telur dapat menempel pada bulu-bulunya. Frekuensi diindonesia tinggi, terutama pada anak-anak trutama pada golonggan ekonomi lemah.
Kebersihan perorangan sangat penting untuk pencegahan. Untuk anak yang terinfeksi ada baiknya menggunakan celana panjang pada saat akan tidur untuk sebagai alas kasur tidak terkontaminasi dan tangan tidak menggaruk-garuk perianal. Makanan hendaknya dihindari dari debu dan tangan yang menggandung parasit, selalu bersih kan tangan sebelum makan dan selalu mengganti pakaian dalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar