Kritik dan Saran silahkan kirim pesan ke" bayz.pabayo@gmail.com "

Deteksi Glaukoma Sejak Dini


PENDAHULUAN
Glaukoma adalah keadaan dimana tekanan bola mata seseorang demikian tinggi atau tidak normal sehingga mengakibatkan penggangguan saraf optik dan mengakibatkan gangguan pada sebagian atau seluruh lapang pandangan. Hal ini juga dikenali sebagai penyebab kebutaan kedua yang dilaporkan di Amerika. I.U School of Optometry-Ophthalmic Disease Clinic melaporkan, ± 2.3 juta penderita Glaukoma sudut terbuka terdiagnis. Pada dasarnya, seseorang dikatakan mengalami glaukoma apabila tiga keadaan berlaku yaitu pengembangan cekungan optik, meningkatnya tekanan bola mata normal dan pengecilan lapang pandang.

Glaukoma mengakibatkan lapang pandang seseorang menghilang, dengan atau tanpa gejala. Hal ini disebabkan oleh faktor konginetal atau didapat setelah dilahirkan (acquired). Ketua Jabatan Oftalmologi, Pusat Pengajian Sains pengobatan, Hospital Universiti Sains Malaysia (HUSM), Dr. Mohtar Ibrahim berkata, glaukoma konginetal ini biasanya melibatkan kecacatan pada humour aqueos. Menurut beliau, terdapat glaukoma acquired terbagi dalam dua bagian, yaitu primer dan sekunder. 
  • Primer : glaukoma yang disebabkan oleh faktor-faktor keturunan. yaitu humour aqueosnya tersumbat atau terganggu. Glaukoma primer dibagi dalam dua jenis yaitu, Sudut terbuka dan Sudut tertutup.
  • Sekunder : Disebabkan oleh penyakit-penyakit tertentu seperti, trauma, radang mata (uveitis), kaca mata dan obat-obatan seperti steroid.


ETIOLOGI
  • Badan siliar memproduksi terlalu banyak cairan mata sedang pengeluarannya pada anyaman trabekulum normal (glaukoma hipersekresi).
  • Hambatan pengaliran pada pupil waktu pengaliran cairan dari bilik mata belakang kedepan bilik mata depan (glaukoma blockade pupil).
  • Pengeluaran dari sudut mata tinggi (glaukoma simpleks, glaukoma sudut tertutup, glaukoma sekunder akibat geniosinekia).


KLASIFIKASI
1.Glaukoma primer
  Dibagi atas dua petunjuk, yaitu :
  a. Glaukoma sudut terbuka (glaukoma simpleks atau glaukoma simplek).
Pada glaukoma sudut terbuka, saluran tempat mengalirnya humor aqueus terbuka, tetapi cairan dari bilik anterior mengalir terlalu lambat. Secara bertahap tekanan akan meningkat (hampir selalu pada kedua mata) dan menyebabkan kerusakan saraf optikus serta penurunan fungsi penglihatan yang progresif.
Hilangnya fungsi penglihatan dimulai pada tepi lapang pandang dan jika tidak diobati pada akhirnya akan menjalar ke seluruh bagian lapang pandang, menyebabkan kebutaan. Glaukoma sudut terbuka sering terjadi setelah usia 35 tahun, tetapi kadang terjadi pada anak-anak. Penyakit ini cenderung diturunkan dan paling sering ditemukan pada penderita diabetes atau miopia. Glaukoma sudut terbuka lebih sering terjadi dan biasanya penyakit ini lebih berat jika diderita oleh orang kulit hitam. Pada awalnya, peningkatan tekanan di dalam mata tidak menimbulkan gejala.
Lama-lama timbul gejala berupa:
-  penyempitan lapang pandang tepi
-  sakit kepala ringan
- gangguan penglihatan yang tidak jelas (misalnya melihat lingkaran di sekeliling cahaya lampu atau sulit beradaptasi pada kegelapan).
Pada akhirnya akan terjadi penyempitan lapang pandang yang menyebabkan penderita sulit melihat benda-benda yang terletak di sisi lain ketika penderita melihat lurus ke depan (disebut penglihatan terowongan).
Glaukoma sudut terbuka mungkin baru menimbulkan gejala setelah terjadinya kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.


  b. Glaukoma sudut tertutup (galukoma sudut sempit).
Glaukoma sudut tertutup terjadi jika saluran tempat mengalirnya humor aqueus terhalang oleh iris. Bersifat diturunkan, pada pasien usia di atas 40 tahun dan Biasanya mengenai kedua mata. Setiap hal yang menyebabkan pelebaran pupil (misalnya cahaya redup, tetes mata pelebar pupil yang digunakan untuk pemeriksaan mata atau obat tertentu) bisa menyebabkan penyumbatan aliran cairan karena terhalang oleh iris. Iris bisa menggeser ke depan dan secara tiba-tiba menutup saluran humor aqueus sehingga terjadi peningkatan tekanan di dalam mata secara mendadak. Serangan bisa dipicu oleh pemakaian tetes mata yang melebarkan pupil atau bisa juga timbul tanpa adanya pemicu. Glaukoma akut lebih sering terjadi pada malam hari karena pupil secara alami akan melebar di bawah cahaya yang redup.
Episode akut dari glaukoma sudut tertutup menyebabkan:
- penurunan fungsi penglihatan yang ringan
- terbentuknya lingkaran berwarna di sekeliling cahaya
- nyeri pada mata dan kepala.
Gejala tersebut berrlangsung hanya beberapa jam sebelum terjadinya serangan lebih lanjut. Serangan lanjutan menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan secara mendadak dan nyeri mata yang berdenyut. Penderita juga mengalami mual dan muntah. Kelopak mata membengkak, mata berair dan merah. Pupil melebar dan tidak mengecil jika diberi sinar yang terang. Sebagian besar gejala akan menghilang setelah pengobatan, tetapi serangan tersebut bisa berulang. Setiap serangan susulan akan semakin mengurangi lapang pandang penderita.


2.Glaukoma sekunder
Akibat kelainan didalam bola mata, yang dapat disebabkan :
    • Kelainan lensa, katarak imatur, hiperatur, dan dislokasi lensa.
    • Kelainan uvea, uveitis anterior.
    • Trauma, hifem, dan inkerserasi iris.
    • Pasca bedah, blockade pupil, goniosinekia.
    •   Infeksi
    •   Peradangan
    •   Tumor
    •   Katarak yang meluas
    •   Penyakit mata yang mempengaruhi pengaliran humor aqueus dari bilik anterior.
Penyebab yang paling sering ditemukan adalah uveitis. Penyebab lainnya adalah penyumbatan vena oftalmikus, cedera mata, pembedahan mata dan perdarahan ke dalam mata. Beberapa obat (misalnya kortikosteroid) juga bisa menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler. 


3.Glaukoma kongenital 
    • Konginetal primer, dengan kelainan konginetal lain.
    • Infatil, tanpa kelainan konginetal lain.
Glaukoma kongenitalis sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat gangguan perkembangan pada saluran humor aqueus. Glaukoma kongenitalis seringkali diturunkan. 


PATOFISIOLOGI
Pada keadaan normal tekanan intraokular ditentukan oleh derajat produksi cairan mata oleh epitel badan siliar dan hambatan pengeluaran cairan mata dari bola mata yang disebut humor aqueus. Pada glaukoma tekanan intraokular berperan penting oleh karena itu dinamika tekanannya diperlukan sekali. Dinamika ini saling berhubungan antara tekanan, tegangan dan regangan.
1.Tekanan 
Tekanan hidrostatik akan mengenai dinding struktur (pada mata berupa dinding korneosklera). Hal ini akan menyebabkan rusaknya neuron apabila penekan pada sklera tidak benar.
2.Tegangan
Tegangan mempunyai hubungan antara tekanan dan kekebalan. Tegangan yang rendah dan ketebalan yang relatif besar dibandingkan faktor yang sama pada papil optik ketimbang sklera. Mata yang tekanan intraokularnya berangsur-angsur naik dapat mengalami robekan dibawah otot rektus lateral. 
3.Regangan
Regangan dapat mengakibatkan kerusakan dan mengakibatkan nyeri. 

DIAGNOSA
Pemeriksaan mata yang biasa dilakukan adalah:
•  Pemeriksaan dengan oftalmoskop bisa menunjukkan adanya perubahan pada saraf optikus akibat glaukoma
•    Pengukuran tekanan intraokuler dengan tonometri.
Tekanan di dalam bilik anterior disebut tekanan intraokuler dan bisa diukur dengan tonometri. Biasanya jika tekanan intraokuler lebih besar dari 20-22 mm, dikatakan telah terjadi peningkatan tekanan.

PENGOBATAN
  • Glaukoma sudut terbuka
Obat tetes mata biasanya bisa mengendalikan glaukoma sudut terbuka. Obat yang pertama diberikan adalah beta bloker (misalnya timolol, betaxolol, carteolol, levobunolol atau metipranolol), yang kemungkinan akan mengurangi pembentukan cairan di dalam mata.
Juga diberikan pilocarpine untuk memperkecil pupil dan meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior. Obat lainnya yang juga diberikan adalah epinephrine, dipivephrine dan carbacol (untuk memperbaiki pengaliran cairan atau mengurangi pembentukan cairan).
Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek sampingnya tidak dapat ditolerir oleh penderita, maka dilakukan pembedahan untuk meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior. Digunakan sinar laser untuk membuat lubang di dalam iris atau dilakukan pembedahan untuk memotong sebagian iris (iridotomi).

  • Glaukoma sudut tertutup
Minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan menghentikan serangan glaukoma. Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya acetazolamide). Tetes mata pilocarpine menyebabkan pupil mengecil sehingga iris tertarik dan membuka saluran yang tersumbat. Untuk mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta blocker. Setelah suatu serangan, pemberian pilocarpine dan beta blocker serta inhibitor karbonik anhidrase biasanya terus dilanjutkan.
Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan biasanya diberikan manitol intravena (melalui pembuluh darah).
Terapi laser untuk membuat lubang pada iris akan membantu mencegah serangan berikutnya dan seringkali bisa menyembuhkan penyakit secara permanen. Jika glaukoma tidak dapat diatasi dengan terapi laser, dilakukan pembedahan untuk membuat lubang pada iris.
Jika kedua mata memiliki saluran yang sempit, maka kedua mata diobati meskipun serangan hanya terjadi pada salah satu mata.

  • Glaukoma sekunder
Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adala peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk melebarkan pupil. Kadang dilakukan pembedahan.

  • Glaukoma kongenitalis
Untuk mengatasi glaukoma kongenitalis perlu dilakukan pembedahan.

PENATALAKSANAAN
Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih membenarkan bahwa glaukoma merupakan penyebab kebutaan terbanyak kedua setelah katarak di Indonesia maupun di dunia. Menteri menyebutkan, bahwa berdasarkan survei kesehatan indera tahun 1993-1996 menunjukkan 1,5 penduduk Indonesia mengalami kebutaan yang disebabkan katarak 52 persen, glaukoma 13,4 persen, kelainan refraksi 9,5 persen, gangguan retina 8.5 persen, kelainan kornea 8,4 persen dan penyakit mata lainnya. Menurut Menkes, kebutaan karena penyakit glaukoma sebetulnya dapat dicegah melalui deteksi dini dan penanganan yang tepat agar tidak berlanjut menjadi kebutaan yang permanen. Pemeriksaan dini glaukoma khususnya bagi yang berusia 40 tahun ke atas dapat dilakukan melalui kelompok posyandu usia lanjut, pemeriksaan di Puskesmas, rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya. Untuk itu, diperlukan kerjasama dan dukungan dari organisasi profesi, lintas sektor, swasta dan partisipasi masyarakat. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pekan glaukoma sedunia ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat yang mempunyai faktor resiko untuk melakukan pemeriksaan kesehatan mata secara teratur.
Endang menambahkan, untuk menanggulangi masalah kebutaan di Indonesia kementeriannya telah mengembangkan strategi-strategi yang dituangkan dalam Kepmenkes nomor 1473/MENKES/SK/2005 tentang rencana strategi nasional penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan (Renstranas PGPK) untuk mencapai “vision 2020”
Salah satu strategi dalam Renstranas PGPK adalah penguatan advokasi, komunikasi dan sosialisasi pada semua sektor untuk upaya penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan. Menteri juga menjelaskan, Indonesia bersama seluruh negara di dunia dalam beberapa tahun terakhir memperingati pekan glaukoma sedunia yang jatuh setiap 7-13 Maret.
Selain itu, menurut badan dunia untuk kesehatan, WHO diketahui bahwa sebanyak 90 persen kasus glaukoma di negara berkembang tidak terdeteksi, sedangkan di negara maju sebanyak 50 persen. Hal ini disebabkan deteksi penyakit glaukoma cukup sulit dan membutuhkan peran aktif masyarakat, kepedulian pusat pelayanan kesehatan, serta dukungan pemerintah.

1 komentar: