Kritik dan Saran silahkan kirim pesan ke" bayz.pabayo@gmail.com "

Gangguan Fungsi Luhur


Pendahuluan
Otak merupakan organ untuk berfikir yang dapat terganggu oleh berbagai
sebab seperti stroke. Bagian tertentu otak mernpunyai fungsi khusus, fungsi luhur
dalam keadaan normal merupakan fungsi integritas tertinggi otak yang dapat dinilai.
Pada referat ini akan dibahas mengenai anatomi, fungsi hemisfer kiri dan kanan,
gejala klinik gangguan lobus tertentu.
Anatomi
Permukaan korteks serebri superficial terdiri dari 6 lapisan.
Kortek motor frontal terutama terdiri sel pramidal ( = kortek granular )
Kortek sensoris parietal terutama lapisan granular ( = kortek granular )
Fungsi hemisfer kanan dan kiri
Kerusakan otak unilateral  akan memberikan gejala berbeda. Hemisfer kiri
merupakan hemisfer dominan untuk orang tangan kanan (right handed). Orang kidal
80% hemisfer dominan tetap dikiri. Kerusakan hemisfer kiri akan memberi gejala
gangguan bahasa / aphasia, sedang hemisfer kanan terutama visuospatial.


Fungsi lobus frontal
1.   presental gyrus merupakan area motor kontralateral dari wajah, lengan, tungkai,
batang.
2.    area Brocca's merupakan pusat bicara motorik pada lobus dominan.
3.   suplementari motor area untuk gerakan kontralateral kepala dan lirikan mata.
4.    area prefrontal merupakan area untuk kepribadian dan inisiatif.
5.   lobulus parasental merupakan pusat kontrol inhibisi untuk miksi dan defikasi.
Gangguan lobus frontal
1.   presentral gyrus: monophlegi atau hemiphlegia
2.    area Brocca disfasia
3.   suplementari motor area : paralysis kepala dan gerakan bola mata   berlawanan
arah lesi, sehingga kepala dan mata kearah lesi hemisfer
4.    area prefrontal: kerusakan sering bilateral karean gangguan aneurisma a.
communican anterior, mengakibatkan gangguan tingkab laku / kehilangan
inhibisi.
Ada 3 sindroma prefrontal :
- Sindroma orbitofrontal : disinhibisi. fungsi menilai jelek, emosi labil.
- Sindroma frontal konveksitas : apati. indiferens. pikiran abstrak.
- Sindroma frontal medial: akineti, inkontinen, sparse verbal output
5. Lobulus parasentral : inkontinentia urin at alvi.
Lobus parietal
Fungsi lobus parietal
1.   gyrus postcentral : merupakan kortek sensoris yang menerima jaras afferent dari
posisi, raba dan gerakan pasif.
2.   gyrus angularis dan supramarginal : hemisfer dominan merupakan bagian area
bahwa Wernic’s, dimana masukkan auditori dan visual di integrasikan.  Lobus non
dominan penting untuk konsep " body imge", dan sadar akan lingkungan luar.

Kemampuan untuk kontruksi bentuk, menghasilkan visual atau ketrampilan
proprioseptik. Lobus dominan berperan pada kemampuan menghitung atau
kalkulasi. Jaras visual radiatio optika melalui bagian dalam lobus parietal.
Gangguan lobus parietal
1.  gangguan korteks sensoris dominan / non  - dominan menyebabkan    kelainan
sensori kortikal berupa gangguan : sensasi postural, gerakan pasif, lokalisasi
akurat raba halus, " two points discrimination", astereognosia," sensory
inattention"
2.   gyrus angularis dan supramarginal : aphasia Wernicke's
3.   lobus non  - dominan : anosognosia (denies), dressing apraksia, geografikal
agnosia, konstruksional apraksia.
4.   lobus dominan : Gerstsman sindroma : left & right disorientasi,  finger agnosia,
akalkuli dan agrafia.
5.   gangguan radiasio optika : homonim kuadrananopsi bawah.

Fungsi lobus temporal
1.   kortek auditori terletak pada permukaan gyrus temporal superior ( = gyrus
Heschl). Hemisfer dominan penting untuk pendengaran bahasa, sedang hemisfer
non - dominan untuk mendengar nada, ritme dan musik.
2.    gyrus temporalis media & inferior berperan dalam fungsi belajar &   memori.
3.   lobus limbic : terletak pada bagian inferior medial lobus temporal,  termasuk
hipokampus & gyrus parahipokampus. Sensasi olfaktoris melalui jaras ini, juga
emosi / sifat efektif. Serabut olfaktori berakhir di uncus.
4.
jaras visual melalui bagian dalarn lobus temporal sekitar cornu posterior ventrikel
lateral.
Gangguan lobus Temporal
1.  kortek auditori : tuli kortikal. Lobus dominan ketulian untuk mendengar
pembicaraan atau amusia pada lobus non - dominan
2.   gyrus temporal media & infrior : gangguan memori / belajar
3.  kerusakan lobus limbic : halusinasi olfaktori sep erti pada bangkitan parsia
komplek. Agresif / kelakuan antisosisal, tidak mampu untuk menjaga memori
baru.
4.    kerusakan radiasio optika : hemianopsi homonim kuadranopia bagian atas.
Gangguan fungsi lobus occipital
Lesi Kortikal
Lesi kortikal memberikan gejala homonim dengan / tanpa kelainan macula. Bila
hanya kutub occipital terkena maka kelainan macula dengan penglihatan perifer
normal. Buta kortikal : Karena lesi kortikal yang luas, reflek pupil normal &
persepsi cahaya (- ). Anton's sindroma : Kerusakan striata dan para striata
menyebabkan kelainan interpretasi visual. Pasien tidak sadar buta dan
menyangkal. Karena kelainan arteri cerebri posterior, juga dapat mengikuti
hipoksia & hipertensi ensefalopati. Balin sindroma : tidak  bisa melirikkan mata
volunteer disertai visual agnosia, karena lesi parieto-occipital bilateral.
Halusinasi visual
Halusinasi karena lesi occipital biasanya sederhana, tampak sebagai pola (zigzag,
kilatan) dan mengisi lapangan hemianopsi, sedang halusinasi karena lobus
temporal berupa bentuk komplek clan mengisi seluruh lapang pandang.


Ilusi visual : distoris bentuk, hilangnya warna, makropsia / mikrosia, sering pada lesi
non - dominan.
Prosopagnosia : pasien mengenal wajah orang tidak bisa menyebutkan namanya.
Pendekatan diagnosa dysphasia
Dengarkan isi dan kelancaran bahasa, amati dengan perintah sederhana sampai
komplek Penilaian ditujukan pada : bicara spontan, penamaan, pengulangan,
baca dan tulis.
Brocca dysphasia : bicara tak lancar, tertahan, pengertian baik.
Wernicke dysphasia: pengertian terganggu, bicara lancar tapi tak bearti, neologisme,
paraphrasia, tulisan jelek.
Global dysphasia : bicara tak lancar, pengertian jelek.
Area reseptif dan ekspresi dihubungkan melalui fasikulus arkuata untuk menjalankan
fungsi intergrasi.
Dysphasia adalah kelainan dapatan yang ditandai dengan hilangnya kemampuan
produksi atau pengertian terhadap pembicara dan/tulisan karena kerusakan otak
sekunder.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar