Kritik dan Saran silahkan kirim pesan ke" bayz.pabayo@gmail.com "

OTITIS MEDIA pada Anak


Definisi
Otitis media adalah peradangan mukosa telinga tengah, pada tuba eustachius, kavum timpani dan mastoid.

Etiologi
  1. Infeksi saluran nafas atas. Anak-anak rentan terhadap infeksi virus saluran pernapasan atas. Infeksi ini mungkin menyebabkan edema mukosa tuba eustachius sehingga menyebabkan disfungsi tuba eustachius
  2. Bateri piogenik seperti Streptococcus hemolyticus, Staphylococcus aureus, Pneumokok, H.influenza, E.coli, S.anhemolyticus, P.vulgaris, dan P.aeruginosa.
  3. Obstruksi tuba eustachius, dapat disebabkan oleh berbagai keadaan termasuk peradangan, seperti nasofaringitis. Sekresi telinga tengah akan dialirkan ke nasofaring melalui tuba eustachius yang berfungsi normal. Jika tuba tersumbat, maka akan tercipta keadaan vakum dalam telinga tengah. Sumbatan yang lama dapat mengarah pada peningkatan produksi cairan yang makin memperberat masalah.
  4. Kelenjar adenoid. Kelenjar ini terletak dekat bagian belakang diatas tenggorokan dan dekat dengan tuba eustachius. Kelenjar adenoid yang membesar dan meradang akan menyumbat muara tuba eustachius, dengan demikin terjadilah absorpsi udara di dalam telinga tengah dan menyebabkan tekanan negatif dalam telinga tengah. Kondisi inilah yang mnyebabkan bakteri dan virus mudah masuk ke dalam telinga tengah.
Patofisiologi
Terjadi akibat terganggunya faktor pertahanan tubuh yang bertugas menjaga kesterilan telinga tengah. Faktor penyebab utama adalah sumbatan tuba eustachius sehingga pencegahan invasi kuman terganggu. Pencetusnya adalah infeksi saluran napas atas. Penyakit ini mudah terjadi pada bayi karena tuba eustachiusnya pendek, lebar dan letaknya agak horizontal.

Manifestasi klinis
Gejala klinis OMA  tergantung pada stadium penyakit dan umur pasien. Stadium OMA berdasarkan perubahan mukosa telinga tengah :
1. Stadium oklusi tuba eustachius
Terdapat gambaran retraksi membran timpani akibat tekanan negatif didalam telinga tengah. Efusi tidak dapat dideteksi. Sukar dibedakan dengan otitis media serosa akibat virus atau alergi.
2.   2. Stadium hiperemis ( presupurasi )
Tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruh membran timpani tampak hiperemis serta edema. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat serosa sehingga sukar dilihat.
3.   3. Stadium supurasi
Membran timpani menonjol ke arah telinga luar akibat edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial, serta terbentuknya eksudat purulen di kavum timpani. Pasien tampak sakit, nadi dan suhu meningkat, serta nyeri di telinga bertambah hebat.
4.    4. Stadium perforasi
Karena pemberian antibiotik yang terlambat atau virulensi kuman yang tinggi, dapat terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke telinga luar. Pasien yang semula gelisah menjadi tenang, suhu badan turun, dan dapat tidur nyenyak.
5.    5. Stadium resolusi
Bila membran timpani tetap utuh, maka perlahan-lahan akan normal kembali. Bila terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan men gering. Bila daya tahan tubuh baik dan virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan.
OMA berubah menjadi otitis media supuratif subakut bila perforasi menetap dengan sekret yang keluar terus-menerus atau hilang timbul lebih dari 3 minggu. Disebut otitis media supuratif kronik  ( OMSK ) bila lebih dari 1 ½  atau 2 bulan. Dapat meninggalkan gejala sisa berupa otitis media serosa bila sekret menetap di kavum timpani tanpa perforasi.
Pada anak, keluhan utama adalah rasa nyeri didalam telinga dan suhu tubuh yang tinggi. Biasanya terdapat riwayat batuk pilek sebelumnya. 
Pada bayi dan anak kecil gejala khas OMA adalah suhu tubuh yang tinggi ( 39,50 C ), gelisah,  sulit tidur, tiba-tiba menjerit saat tidur, diare, kejang, dan kadang-kadang memegang teling yang sakit. Setelah terjadi ruptur membran timpani, suhu tubuh akan turun dan anak tertidur.

Anamnesis
·         Identitas pasien : nama, umur, alamat
·         Keluhan utama : demam, nyeri telinga, tinitus, pendengaran berkurang
·         Riwayat penyakit sebelumnya : infeksi saluran nafas atas
·         Pemeriksaan :
1.      Telinga
2.      Hidung
3.      Adenoid

Kelainan fisis
Keluhan yang muncul adalah :
·         Demam hingga 380C karena adanya proses infeksi didalam telinga tengah yang menyebabkan proses peradangan, terkadang disertai muntah, mencret dan kejang.
·         Nyeri telinga. Cairan pada telinga tengah yang menekan gendang telinga menyebabkan telinga akan mengalami rasa sakit. Pada anak-anak yang lebih kecil sering menangis atau menarik-narik telinganya.
·         Keluarnya mukopus dari telinga, hal ini diketahui dengan adanya bercak kuning pada bantal. Keluarnya mukopus ini akan segera mengurangi rasa nyeri.
·         Gerakan mengunyah dan menghisap dapat mengurangi penekanan dan rasa sakit pada telinga tengah, sehingga pada anak yang mengalami otitis media akan memiliki pola makan yang lebih banyak dari normal dan akan mengalami gangguan pada saat tidur.
·         Gangguan pendengaran. Cairan yang menumpuk di dalam telinga dapat menimbulkan perasaan penuh pada telinga. Pada otitis media akut cairan yang terdapat di belakang gendang telinga dapat memblok suara, sehingga pasien tidak mampu untuk mendengar suara yang pelan.

Penatalaksanaan
Terapi bergantung pada stadium penyakitnya. Pengobatan pada stadium awal ditujukan untuk mengobati infeksi saluran napas, dengan pemberian antibiotik, dekongestan lokal atau sistemik dan antipiretik.
1.   1. Stadium oklusi
Terapi ditujukan untuk membuka kembali tuba eustachius sehingga tekanan negatif di telinga tengah hilang. Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,5% untuk anak < 12 tahun atau HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologis untuk anak diatas 12 tahun dan dewasa. Sumber infeksi lokal harus diobati. Antibiotik diberikan bila penyebabnya kuman.
2.    2. Stadium presupurasi
Diberikan antibiotik, obat tetes hidung, dan analgesik. Bila membran timpani sudah terlihat hiperemis difus, sebaiknya dilakukan miringotomi ( tindakan insisi pada pars tensa membran timpani agar terjadi drainase sekret dari telinga tengah ke telinga luar ).
Pada anak diberikan ampisilin 4× 50-100mg/kgBB, amoksisilin 4× 40mg/kgBB/hari atau eritromisin 4× 40mg/kgBB/hari.
3.    3. Stadium supurasi
Selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk dilakukan miringotomi bila membran timpani masih utuh sehingga gejala cepat hilang dan tidak terjadi ruptur.
4.    4. Stadium perforasi
Diberikan obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi akan menutup sendiri dalam 7-10 hari.
5.     5. Stadium resolusi
Membran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak ada lagi, dan perforasi menutup. Bila tidak, antibiotik dapat dilanjutkan sampai 3 minggu.

Komplikasi
1.      Meningitis, dapat terjadi karena hal berikut :
·     Invasi langsung, dengan fokus supuratif dalam telinga tengah atau mastoid yang menyebar melalui dura dan meluas ke pia-arakhnoid, sehingga menyebabkan meningitis menyeluruh;
·     Infeksi yang bersamaan, dimana otitis media muncul karena sebaran yang berdekatan dari fokus infeksi pada saluran pernapasan atas, dan meningitis akibat dari invasi darah dari fokus pernapasan atas

2.      Hidrosefalus otitik
·     Sindrom kenaikan tekanan intrakranial tanpa kelainan lain cairan serebrospinal
·     Patogenesis belum diketahui, tetapi dapat juga dikatakan karena ventrikel tidak dilatasi.

3.      Paralisis saraf fasialis
·     Saraf terkena akibat kontak langsung dengan materi purulen. Dengan adanya celah-celah tulang alami yang menyebabkan hubungan antara saraf dengan telinga tengah, maka produk infeksi toksik dapat menimbulkan paralisis wajah.

Kapan harus dirujuk?
  • Otore : pus bau busuk, warna kotor abu-abu kekuningan
  • Abses di leher
  • Parese fasialis perifer
  • Vertigo
  • Nyeri hebat belakang telinga
  • Suhu yang tinggi
  • Sekret purulent yang berdenyut
  • Meningginya tekanan LCS mendadak dengan sifat liquor normal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar