Kritik dan Saran silahkan kirim pesan ke" bayz.pabayo@gmail.com "

Pemeriksaan Fisik untuk sistem Urologi


Infeksi saluran kemih sering menyebabkan septisemia. Tingginya angka infeksi saluran kemih pascabedah disebabkan sistitis, seperti pada batu buli-buli, pemasangan kateter, dan prostatitis. Kateter  diuretra, menyebebkan bakteriuria setelah 3-4 hari sehingga sebaiknya dipasang kateter system tertutup yang perlu diganti setiap minggu. Kuman yang tersering menjadipenyebab infeksisaluran kemih adalah E.coli disusul dengan proteus mirabilis, enterobakter sp., dan pseudomonas. Antibiotik yang dipakai disesuaikan dengan kuman yang ditemukan. Untuk antibiotik oral dapat dipakai sediaan nitrofurantoin, ampisilin, dan penisilin G.


Pemeriksaan Fisik dilakukan pada :
Ginjal. Ginjal  pertama kali diperiksa dengan pasien berada dalam posisi tegak. Harus diperhatikan apakah ada pembengkakan atau asimetri dari regio kostovertebra atau adanya benjolan. Dengan membandingkan warna disekitarnya, hematom, trauma dan excoriasi. Palpasi lembut dari region kostovertebra diikuti oleh perkusi tajam. Palpasi dilakukan dengan pemeriksaan bimanual pada daerah dibawah lengkung iga dengan pemeriksaan perabaan ginjal,  ballotemen, dan nyeri tekan. Pada perkusi terdapat nyeri tekan pada daerah prostat. Bila telah terjadi metastasis dapat ditemukan hepatomegali dan limfadenopati supraklavikula.
Ureter. Karena lokasinya pada retroperitoneum maka ureter tidak dapat dipalpasi.

Buli-buli. Pada tahap awal terjadi resistensi pada leher buli-buli. Pada inspeksi bandingkan warna, benjolan dan masa pada buli-buli. diperiksa dengan pasien dalam keadaan pasien baring terlentang, dan bila kosong tidak dapat dipalpasi. Dengan residu urin yang tinggi dapat diraba sebagai masa diabdomen bagian bawah.½ pusat – symphisis pubis/ 3 jari dibawah pusat terdapat konsistensi kistik, kenyal, atau padat.


Genitalia. Pemeriksaan pada genitalia dimulai dengan melakukan inspeksi pada skrotum.  Pemeriksaan skrotum dilakukan berhubungan dengan pemeriksaan penis. Penggunaan senter untuk mengetahui lesi-lesi  transiluminasi dapat membantu diagnosis.Kedua sisi diperiksa untuk melihat adanya perbedaan ukuran yang nyata, derajat bengkak, eritema, perbedaan ketebalan kulit dan posisi testis. Terdapatnya bengkak yang unilateral tanpa diikuti perubahan warna kulit menandakan adanya hernia atau hidrokel. Bila kulit skrotum terlihat mengkilat, gambaran blue dot sign dari testis ataupun appendiks epididimis yang infark akan terlihat. Palpasi dimulai dari daerah inguinal untuk menyingkirkan hernia inguinalis inkarserata. Kemudian dilanjutkan dengan mempalpasi didaerah funikulus. Adanya funikulus spermatikus yang menebal dan teraba lembut mendukung torsio tests, sedangkan bila teraba lembut saja mengindikasikan epididimitis. Penis dapat diperiksa pada pasien dalam posisi tegak atau berbaring terlentang. Jika pasien tidak disirkumsisi maka prepusium harus ditarik. Meatus uretra, prepusium, dan glans penis harus diperiksa.  Anak laki-laki diperiksa sambil berdiri sehingga dapat dilihat posisi testis. Adanya peninggian dari salah satu testis menandakan adanya torsio testis. Pada kulit skrotum teraba panas, merah dan bengkak karena adanya udem dan infiltrate serta Funikulus spermatikus juga turut meradang menjadi bengkak dan nyeri. Pada palpasi bandingkan tinggi testis satu sama lain.

Masa skrotum
1.      Epididimitis; epididimitis akut adalah akibat infeksi retrograde dari prostat, uretra, atau kantung kemih. Skrotum sangat nyeri tekan; kulit diatasnya merah dan eritem. Mungkin ditemukan massa dalam skrotum. Epididimitis kronis nonspesifik adalah epididimitis akut yang penyembuhannya tidak sempurna. Mungkin ditemukan massa skrotum yang berindurasi yang nyeri tekan. Epididimitis tuberkulosa tidak nyeri tekan, keras seperti batu, dan berhubungan dengan indurasi vas deferens. Epididimitis steril atau kimia dapat terjadi akibat ekstravasasi retrograd dari urin kedalalm akibat tekanan abdominal.
2.      Varikokel; lebih umum terjadi pada sisi kiri karena vena spermatika sinistra berdrainase kedalam vena renalis sinistra yang biasanya letaknya lebih tinggi. Secara khas gambarannya mirip dengan kantong yang penuh cacing pada skrotum. Keadaan akut varikokelpada penderita berusia diatas 40 tahun mungkin berhubungan dengan invasi dari tumor ginjal. Jika pasien sedang dilakukan pemeriksaan untuk infertilitas, adanya varikokel mungkin merupakan tanda yang berguna. Pasien ini mungkin mempunyai jumlah sperma yang kurang dengan motilitas yang menurun dan perubahan pada morfologi sperma.
3.      Hidrokel : Hidrokel primer dapat unilateral atau bilateral,dengan adanya cairan diantara tunika vaginalis. Tidak nyeri tekan, massa berisi cairan pada skorotum. Hidrokel  sekunder  adalah akibat dari efusi serous dari sekitar proses penyakit. Hidrokel akut dapat berhubungan dengan tumor testis. Communicating hidrokel terdapat pada pasiendengan prosesus vaginalis yang menetap.
4.      Spermatokel : Adalah kista dari duktus eferen dari rete testis. Terletak pada bagian kepala dari epidididmisberupa massa yang kistik.
5.      Tumor testis : Nodul yang berada didalam testis adalah fanas kecuali dapat dibuktikan sebaliknya. Biasanya padat dan tidak nyerri tekan. Pemeriksaan ultra_sonografidapat menolong untuk memastikanya. Operasi dini adalah penanganan yang diindikasikan.
6.      Orkitis akibat parotitis : Timbul mengikutiparotitis akut. Ditandai dengan pembengkakan testistanpa adanya edemaskrotal.
7.      Torsi  dari testis; torsi dari testis menunjukan torsi dari sperma. Pasien menunjukan dari gejala nyeri yang mendadak timbulnya dan berhubungan dengan pembengkakan skrotum serta edema. Testis terangkat didalam skrotum dan sangat nyeri tekan sewaktu dilakukan palpasi. Reflek kremaster biasanya tidak ada. Mungkin dikacaukan dengan epididimitis akut; skening testiskular isotopic dapat membantu diagnosis. Detorsi dan orkidopeksi bilateral harus dilakukan secepat mungkin. Apendiks testis adalah sisa embriologi diatas testis, juga dapat mengalami torsi . hal ini dapat dideteksi sebagai titik hitam pada transiluminasi.

Prostat. Prostat diperiksa secara transrektal dengan palpasi digital atau ultrasonografi. Dapat dilakukan pada pasien dengan posisi rekumben lateral  atau posisi membungkuk. Prostat normal besarnya dua jari dengan sulkus diantara kedua lobusnya. Konisistensi dari prostat  normal dan hipertropi jinak sama seperti pada eminensia thenar. Sebaliknya, karsinoma prostat teraba sangat keras seperti batu dan membesar. Krepitasi menandakan batu pada prostat. Peradangan akut dari prostat akan menyebabkan nyeri tekan atau fluktuasi pada pemeriksaan.
Uretra pada vagina. pemeriksaan pelvis wanita dibutuhkan untuk mengevaluasi saluran kemih bagian bawah. Adanya lesi-lesi uretral, sistokel, atau uretrokeldapat ditentukan. Divertikulumuretra dapat dideteksi dengan keluarnya materi purulen pada penekanan.

1 komentar: