Kritik dan Saran silahkan kirim pesan ke" bayz.pabayo@gmail.com "

ASMA : Prognosis, Komplikasi dan peranan keluarga / dokter


Peran orang tua/pasien dan dokter penting dalam mengendalikan asma, tetapi peran orang tua jauh lebih penting. Orang tua / pasien harus diberi pengertian ( komunikasi, informasi dan edukasi ) tentang asma secara menyeluruh dalam hal perjalanan asma, gejala-gejala asma dan penanggulangan asma. Untuk itu, dokter perlu meluangkan waktu menjalankan KIE kepada orang tua.

Kurangnya pengetahuan tentang asma dan tatalaksananya berhubungan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas penyakit ini. Hal ini bukan saja terjadi pada pasien dan keluarganya, tapi juga pada tenaga kesehatan, bahkan pada dokternya. Banyak dokter tidak mengikuti perkembangan dan perubahan konsep tentang asma dan tatalaksananya. Lebih jauh lagi mereka tidak mempunyai ketrampilan praktis penggunaan alat-alat inhalasi, sehingga bahkan ada yang sampai melarang pasien yang sudah menggunakannya. Di banyak tempat di dunia asma anak masih banyak yang underdiagnosed dan undertreatment.
Dengan demikian pendidikan asma sangat perlu dilakukan pada tenaga kesehatan di satu pihak, dan pasien dengan keluarganya serta guru sekolah di lain pihak. Selain kemitraan keluarga dan gurunya, keterlibatan unsur lain juga penting, misalnya Lembaga Swadaya Masyarakat yang terkait media masa dapat berperan konstruktif dalam menyebarkan informasi tentang asma dan penanggulangannya kepada masyarakat luas.
                  Tujuan pendidikan pada keluarga itu adalah untuk mengerti apa itu asma, bagaimana prognosisnya. Dengan demikian keluarga lebih dapat berperan serta dalam penanggulangan asma pada anknya. Setelah mana diharapkan keluarga dan anak yang menderita dapat:
  1. Mencegah serangan asma dengan membuat lingkungan seserasi mungkin terhadap anak.
  2. Selalu sedia obat asma yang menurut pengalaman pada serangan yang lalu ,asih efektif. Memberikan obat pada waktu, cara, dan lama yang tepat.
  3. Mengetahui tanda-tanda permulaan serangan asma.
  4. Mengetahui kapan harus konsultasi ke dokter atau ke rumah sakit. Konsultasi rutin harus dilakukan bila ada persoalan, misalnya persediaan obat asma habis, obat sudah diberikan tetapi serangan asmanya tidak membaik bahkan mungkin memburuk.Orangtua harus mengetahui kapan harus segera membawa anaknya k unit pelayanan gawat darurat.
  5. Menjaga kesehatan umum anak yang sama.
  6. Membina suasana keluarga agar dapat mmbri pengaruh yang positif bagi kehidupan keluarga pada umumnya dan pada anak asma pada khususnya.
  
PROGNOSIS ASMA SECARA JANGKA PANJANG
Prognosis jangka panjang asma pada anak umumnya baik. Sebagian asma anak hilang atau berkurang dengan bertambahnya umur. Sekitar 50% asma episodik jarang sudah menghilang pada umur 10-14 tahun dan hanya 15% yang menjadi asma kronik pada umur 21 tahun. 20% asma episodik sering sudah tidak timbul pada masa akil balik, 60% tetap sebagai asma episodik sering, dan sisanya sebagai asma episodik jarang. Hanya 5% dari asma kronik/persisten yang dapat menghilang pada umur 21 tahun, 20% menjadi asma episodik sering, hampir 60% tetap menjadi asma kronik/persisten, dan sisanya menjadi asma episodik jarang. Secara keseluruhan, dapat dikatakan 70-80% asma anak bila diikuti sampai umur 21 tahun asmanya sudah menghilang.
Faktor yang dapat mempengaruhi prognosis anak adalah :
·         Umur ketika serangan timbul, seringnya serangan asma, berat-ringannya serangan asma, terutama pada 2 tahun sejak mendapat serangan asma
·         Banyak sedikitnya faktor atopi pada diri anak dan keluarganya
·         Menderita/pernah menderita eksema infantil yang sulit diatasi
·         Lamanya minum ASI
·         Usaha pengobatan dan penanggulangannya
·         Apakah ibu/bapak atau teman sekamar atau serumah. Polusi udara yang lain di rumah atau di luar rumah juga dapat mempengaruhi
·         Penghindaran alergen yang dimakan sejak hamil dan pada waktu meneteki
·         Jenis kelamin, kelainan hormonal

KOMPLIKASI
            Bila serangan asma sering terjadi dan telah berlangsung lama, maka akan terjadi emfisema dan mengakibatkan perubahan bentuk toraks, yaitu toraks membungkuk ke depan dan memanjang. Pada foto rontgen toraks terlihat diafragma letaknya rendah, gambaran jantung menyempit, corakan hilus kiri dan kanan bertambah. Pada asma kronik dan berat dapat terjadi bentuk dada burung dara (pektus karinatum/piegon chest) dan tampak sulkus Harrison. Bila sekret banyak dan kental, salah satu bronkus dapat tersumbat sehingga dapat terjadi atelektasis pada lobus segmen yang sesuai. Mediastinum tertarik ke arah atelektasis. Bila atelektasis berlangsung lama dapat berubah menjadi bronkiaktasis, dan bila ada infeksi akan terjadi bronkopneumonia. Serangan asma yang terus-menerus dan berlangsung beberapa hari serta berat dan tidak dapat diatasi dengan obat-obatan, yang biasa disebut status asmatikus, bila tidak ditolong dengan semestinya dapat menyebabkan kematian, kegagalan pernapasan, dan kegagalan jantung.
Keadaaan rujukan :
·         Respons bronkodilator tidak segera , ada tapi kurang dari 3 jam
·         Setelah pemberian kortikosteroid tidak ada perbaikan dalam 2-6 jam
·         Pulsus paradoksus > 155 mmHg
·         Saturasi O2 < 91 %
·         Dispnea berat
·         Sianosis
·         Kesadaran menurun

Tambahan Lihat:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar