Kritik dan Saran silahkan kirim pesan ke" bayz.pabayo@gmail.com "

Atelektasis Paru



Definisi
            Atelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat pernafasan yang sangat dangkal. Meskipun atelektasis sebenarnya bukan merupakan penyakit, tetapi ada kaitannya dengan penyakit parenkim paru.

Penyebab
         Sebab utama atelektasis adalah penyumbatan sebuah bronkus. Penyumbatan juga bisa terjadi pada saluran nafas yang lebih kecil. Penyumbatanbisa disebabkan oleh adanya gumpalan lendir, tumor atau benda asingyang terhisap kedalam bronkus atau bronkus bisa tersumbat oleh sesuatu  yang menekan dari luar seperti tumor atau pembesaran kelenjar getah bening

Etiologi
 Atelektasis, tidak sempurnanya pengembangan atau kolaps jaringan pembawa udara. Kolaps diakibatkan oleh obstruksi total masukan udara ke dalam kantong alveolus yang biasanya menetap cukup lama untuk memungkinkan absorpsi udara alveolus ke dalam darah. Pada umumnya, penyebabnya dapat dibagi menjadi tiga kelompok : tekanan eksterna secara langsung pada parenkim paru atau bronkus atau bronkiolus, obstruksi intrabronkus atau intrabronkiolus dan setiap faktor yang menyebabkan penurunan terus-menerus amplitudo gerakan pernapasan atau karena paralisis pernapasan.  Bronkokonstriksi dan kenaikan bronkosekresi karena alergi atau rangsangan lainnya, termasuk embolus atau trauma dinding dada juga dapat merupakan faktor pendukung. Pembentukan eksudat dapat menyebabkan atelektasis.

Tekanan eksterna
Faktor-faktor eksterna dapat bekerja dengan adanya gangguan langsung pada ekspansi paru (efusi pleura, pneumotoraks, tumor intratoraks,hernia diafragmatika) atau dengan adanya kompresi eksterna pada bronkus yang mengobstruksi pintu masuk udara secara sempurna (pembesaran limfonodi, tumor, pembesaran jantung)

        Obstruksi intrabronkus atau intrabronkiolus
Obstruksi intralumen bronkus total dapat diakibatkan oleh benda asing; oleh neoplasma; oleh jaringan granulomatosa seperti pada tuberkulosis; atau oleh sekresi (sumbat mukosa) seperti pada kistik fibrosis, abses paru, asma, dan lain-lain.

3.           Pengurangan amplitudo gerakan pernapasan atau paralisis pernapasan
Gangguan pernapasan dapat akibat dari gangguan pada gerakan kerangka toraks (kelainan neuromuskular,misalnya pada palsi serebral, poliomielitis,miastenia gravis,dan lain-lain); gerakan diafragma yang kurang sempurna (paralisis nervus frenikus, kenaikan tekanan perut); atau restriksi upaya pernapasan karena nyeri pascabedah.

Faktor resiko :
  • Pembiusan atau pembedahan
  • Tirah baring jangka panjang tanpa perubahan posisi
  • Pernafasan dangkal
  • Penyakit paru-paru


Patogenesis
         Pada saat terjadi sumbatan pada bronkus, udara di bagian paru yang bersangkutan akan terjebak. Lambat laun udara tersebut akan diserap oleh aliran darah yang melalui daerah itu. Cepat lambatnya serta luas atau tidaknya atelektasis yang terjadi akan tergantung dari beberapa hal misalnya:
  1. Susunan gas yang ada dalam udara yang terjebak, yaitu oksigen akan lebih cepat diserap daripada nitrogen atau helium,
  2. Ada tidaknya saluran yang dapat meloloskan udara yang terjebak itu dan kemungkinan yang dapat terjadi adalah adanya ventilasi kolateral sehingga udara dapat lolos melalui pori yang terdapat antar alveoli atau melalui fistula bronkiolo-alveolar yang terjadi antara daerah atelektasis dengan daerah paru di sekelilinya yang tidak terdapat penyumbatan.
         Adanya massa intratoraks dapat menyebabkan terjadinya kempis paru karena penekanan langsung oleh masa tersebut terhadap paru, misalnya oleh tumor atau oleh saluran pencernaan yang masuk ke dalam rongga toraks karena adanya hernia diafragmatika atau eventerasi diafragma. Meningginya tekanan intrapleural dapat pula menyebabkan terjadinya atelektasis, misalnya bila terjadi pengumpulan udara, darah, eksudat dan lain-lain dalam rongga pleura.
         Kelainan lain yang dapat menimbulkan kempis paru ialah kelainan yang sifatnya non obstruksif. Hal yang cukup dikenal karena sering dijumpai pada bayi baru lahir adalah atelektasis yang disebabkan oleh defek pada lapisan permukaan alveoli yang dikenal dengan nama surfaktan. Dalam keadaan normal, surfaktan sanggup mengimbangi perubahan tekanan di dalam alveoli yang terjadi karena perubahan alveoli itu sendir. Kelainan non obstruksif lain yang dapat menimbulkan atelektasis adalah kelainan neuromuscular, misalnya kelumpuhan diafragma, otot interkostal dan lain-lain seperti yang terjadi pada poliomyelitis, miastenia gravis.

Jenis atelektasis :
·               1. Atelektasis neonatorum
Merupakan ekspansi yang tidak sempurna paru pada saat lahir atau kolaps sebelum alveoli berkembang sempurna.
Bentuk ini terbagi menjadi primer dan sekunder. Banyak terjadi pada bayi prematur, dimana pusat pernafasan dalam otak tidak matur dan gerakan pernafasan masih terbatas. Faktor pencetus termasuk komplikasi persalinan yang menyebabkan hipoksia intrauterus.
·             2. Atelektasis acquired atau didapat
Terdapat pada orang dewasa, termasuk gangguan intratoraks yang menyebabkan kolaps dari ruangan udara, yang sebelumnya telah berkembang. Jadi terbagi atas atelektasis absorpsi, kompresi, kontraksi dan bercak.

Diagnosis
            Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Rontgen dada akan menunjukkan adanya daerah bebas udara di paru-paru. Untuk menentukkan penyebab terjadinya penyumbatan mungkin perlu dilakukan pemeriksaan CT-scan atau bronkografi dan bronkoskopi serat optic.

Anamnesis
·         Identitas pasien: nama, umur, alamat
·         Keluhan utama: nyeri dada, batut
·         Riwayat penyakit dahulu: mempunyai penyakit paru, penah mengalami operasi

Gejala klinis
Atelektasis dapat terjadi secara perlahan dan hanya menyebabkan sesak nafas ringan seperti:
  •           Gangguan pernafasan
  •           Nyeri dada
  •           Batuk

Jika disertai infeksi, bisa terjadi demam dan peningkatan denyut jantung, kadang-kadang sampai terjadi syok (tekanan darah sangat rendah).

Bronkoskopi
Atelektasis pada pulmo dextra
            Pemeriksaan bronkoskopi harus segera dilakukan, apabila atelektasis terjadi karena penyumbatan oleh benda asing. Juga harus dilakukan terhadap atelektasis yang terisolasi dan telah berlangsung lama. Pada saat itu sekaligus dilakukan penghisapan lendir yang menyumbat bronkus tersebut. Pada pemeriksaan dengan bronkoskop fiberoptik selain penghisapanl endir, sekaligus dilakukan pengambilan benda asing yang menyumbat bronkus atau biopsy terhadap jaringan yang menyumbat yang dicurigai sebagai penyebab obstruksi.

Pengobatan
            Mengeluarkan dahak dari paru-paru dan kembali mengembangkan jaringan paru yang terkena. Tindakan yang dilakukan:
  • Berbaring pada sisi paru-paru  yang sehat sehingga paru-paruyang terkena kembali bisa mengembang
  • Mehilangkan penyumbatan, baik melalui bronkoskopimaupun prosedur lainnya
  • Latihan menarik nafas dalam
  • Perkusi dada untuk mengencerkan dahak
  • Antibiotik diberikan untuk semua infeksi
  • Pada kasus tertentu, jika infeksinya bersifat menetap atau berulang, menyulitkan atau menyebabkan perdarahan, maka biasanya bagian paru-paru yang terkena mungkin perlu diangkat
  • Setelah penyumbatan dihilangkan, secara bertahap biasanya paru-paru yang mengempis akan kembali mengembang, dengan atau tanpa pembentukan jaringan parut ataupun kerusakan lainnya.

Pencegahan atelektasis:
  • Setelah menjalani pembedahan, penderita harus didorong untuk bernafas dalam, batuk teratur dan kembali melakukan aktivitas secepat mungkin. 
  • Meskipun perokok memiliki resiko lebih besar, tetapi resiko ini bisa diturunkan dengan berhenti merokok dalam 6-8 minggu sebelum pembedahan.
  • Seseorang dengan kelainan dada atau keadaan neurologis yang menyebabkan pernafasan dangkal dalam jangka lama, mungkin akan lebih baik bila menggunakan alat bantu mekanis untuk membantu pernafasannya. Mesin ini akan menghasilkan tekanan terus menerus ke paru-paru sehingga meskipun pada akhir dari suatu pernafasan, saluran pernafasan tidak dapat menciut.

1 komentar:

  1. apa beda antara atelektasis dan emfisema dokter. saya belum ngerti bedanya...

    BalasHapus