Kritik dan Saran silahkan kirim pesan ke" bayz.pabayo@gmail.com "

EMPIEMA TORASIS



Definisi
       Empiema torasis ialah keadaan terkumpulnya nanah (pus) dalam rongga pleura, yang dapat setempat ('encapsulated') atau mengisi seluruh rongga pleura.


Etiologi
Sebagai kuman penyebab yang tersering ialah kuman Staphylococcus, ka­dang-kadang Pneumococcus dan Streptococcus, jarang sekali kuman gram ne­gatif seperti Hemophilus influenzae.

Faktor predisposisi :
-          penderita radang paru : TBC, pneumonia , abses paru
-          penderita penyakit sistemik : rheumatoid arthritis, SLE, uremia

Patogenesis
       Terjadinya empiema dapat melalui 3 jalan :
1.    Sebagai komplikasi penyakit pneumonia atau bronkopneumonia dan abses paru oleh karena kuman menjalar per-kontinuitatum dan menembus pleura viseralis.
2.    Secara hematogen, kuman dari fokus lain sampai di pleura viseralis.
3.    Infeksi dari luar dinding toraks yang menjalar ke dalam rongga pleura, misal­nya pada trauma toraks, abses dinding toraks.

Gejala klinis
Pada empiema sebagai komplikasi pneumonia atau bronkopneumonia terdapat atau tidak masa interval. Pada anak yang lebih besar yang pengobatan pneumonianya hanya menghilangkan gejala klinis dan tidak membunuh kuman penyebab seluruhnya, terdapat masa laten baberapa minggu. Suhu mendadak naik lagi, demamnya remiten. Anak menderita takikardia, dispnea, sianosis, batuk-batuk dan tampak sakit berat. Gejala-gejala empiema oleh kuman Staphylococcus pada bayi biasanya merupakan kelanjutan daripada gejala bronkopneumonia tanpa masa laten, yaitu radang paru paru, mencakup demam, batuk, kelelahan, pemendekan dari nafas, dan dada/peti menyakitkan
       Pada pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda seperti efusi pleura pada umumnya. Bentuk toraks asimetrik, bagian yang sakit tampak lebih menonjol; pergera­kan pernafasan pada sisi yang sakit tertinggal. Pada perkusi akan didapatkan pekak jantung dan mediastinum terdorong kearah yang sehat. Bila terdapat banyak nanah, sela iga sisi yang sakit melebar, bising nafas pada bagian yang sakit melemah sampai hilang. Pemeriksaan darah tepi menunjukkan leukositosis dan pergeseran ke kiri seperti pada infeksi akut umumnya.

Diagnosis
       Selain gejala klinis, pemeriksaan fisis dan laboratorium, diperlukan foto Röntgen toraks (antero-posterior dan lateral) yang dibuat dalam posisi tegak maupun berbaring. Pada foto toraks tersebut akan ditemukan gambaran cairan dalam rongga pleura berupa perselubungan yang homogen, penebalan pleura, sinus freniko-kostalis menghilang, sel iga melebar. Untuk diagnosis yang penting ialah pungsi pleura yang menunjukkan keluarnya nanah. Untuk mengetahui kuman penyebab diperlukan pemeriksaan sediaan langsung daripada nanah secara mikroskopis, pembiakan kuman, percobaan binatang dan uji resistensi. Biopsi pleura dapat dilakukan bersamaan dengan pungsi. Jaringan yang di dapat dikirimkan untuk pemeriksaan patologi anatomis dan mikroskopis.

Komplikasi
Sebagian komplikasi dapat terjadi perluasan per-kontinuitatum misalnya perikarditis purulenta, fistel bronkus, abses paru, piopneumotoraks, osteomielitis tulang iga. Nanah dapat pula menembus dinding toraks sehingga timbul empiema nesesitatis. Perluasan secara hematogen dapat pula terjadi dan dapat mengakibatkan meningitis dan artritis purulenta.

Pengobatan
       Prinsipnya ialah mengeluarkan nanah seluruhnya. Pada pungsi pleura pertama, jika nyata keluar nanah langsung diusahakan mengeluarkan nanah sebanyak-banyaknya. Bila empiema ringan, biasanya pengeluaran nanah secara demikian di samping pemberian antibiotika telah cukup untuk penyembuhan sempurna. Namun adakalanya dalam tindak lanjut temyata nanah dibentuk lagi (biasanya disertai kenaikan suhu tubuh dan gejala klinis lainnya). Dalam hal demikian, tindakannya ialah “water sealed drainage” atau suatu tindakan berupa “continuous suction”. Bila cara ini pun belum memuaskan dapat dilakukan drainase terbuka atau bila perlu reseksi iga. Pada keadaan terlambat atau sudah menunjukkan penebalan dan perlekatan atau pada empiema yang tidak mau sembuh, pembedahan yang lebih besar berupa dekortikasi atau lebih luas lagi pneumo­nektomi perlu dipikirkan. Jika terjadi sesak napas dapat juga dilakukan oksigenasi.
       Antibiotika diberikan secara adekuat sesuai dengan hasil uji resistensi. Dalam keadaan tidak dapat dilaksanakan uji resistensi atau diperkirakan hasil pemerik­saan resistensi akan datang terlambat, pengobatan polifragmasi antibiotika di­perlukan dengan mempertimbangkan kuman yang biasanya menyebabkan empiema. Antibiotika polifragmasi tersebut, misalnya kombinasi antara penisi­lin dan kloramfenikol atau antara ampisilin dan kloksasilin.

Prognosis
Mortalitas bergantung pada kuman penyebab, cepatnya dapat pengobatan dan obat-obatnya sendiri apakah serasi atau tidak. Kematian pada empiema oleh Staphylococcus pada bayi dan anak kecil masih tinggi. Hal ini disebabkan terutama oleh ganasnya Staphylococcus yang dapat mengubah bronkopneumonia ringan menjadi empiema dalam beberapa jam saja. Hal ini mungkin oleh karena daya tahan natural bayi dan anak kecil umumnya masih rendah. Pada penyembuhan biasanya tidak terdapat keluhan lagi, walaupun kadang-kadang masih terdapat perlekatan ringan yang kemudian dapat menghilang sama sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar