Kritik dan Saran silahkan kirim pesan ke" bayz.pabayo@gmail.com "

GAGAL NAFAS



Definisi
Keadaan hipoksia dan cedera paru yang terjadi akibat atelektasis yang luas. Gagal nafas ditentukan oleh perubahan-perubahan Po2 dan Pco2 arteri. Ketika bayi lahir dengan fungsi paru-paru yang belum sempurna, maka bayi akan mendapatkan gagal nafas (respiratory distress syndrome/ RDS ). Seorang bayi dengan RDS berusaha untuk menangis dan bernafas saat lahir, tetapi beberapa menit hingga jam kemudian bayi terlihat sulit bernafas, karena paru-paru yang mulai kolaps.

Fisiologi respirasi
Respirasi adalah pertukaran oksigen dan karbondioksida antara udara dan sel-sel tubuh, yang meliputi ventilasi (inspirasi dan ekspirasi), difusi oksigen dari alveolus paru ke darah dan karbondioksida dari darah ke alveolus, dan transport oksigen ke sel tubuh dan karbondioksida dari sel tubuh.
Dalam pernafasan mencakup dua proses:
1.    Pernafasan luar  (eksterna), yaitu penyerapan O2 dan pengeluaran COmelalui membran  kapiler alveoli.
2.    Pernafasan dalam (interna), yaitu penggunaan O2 dan pembentukan CO2 oleh sel-sel serta pertukaran gas antara sel-sel tubuh dengan media cair sekitarnya.

Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas (paru) dan sebuah pompa ventilasi paru. Pompa ventilasi paru ini terdiri atas:
  • Dinding dada
  • Otot-otot pernafasan (bekerja memperbesar dan memperkecil ukuran rongga dada)
  • Pusat pernafasan di otak yang mengendalikan otot pernafasan
  • Jaras dan saraf yang menghubungkan pusat pernafasan dengan otot pernafasan

Berdasarkan letak anatomisnya sistem pernafasan dibagi atas:
1.              System pernafasan bagian atas, yang terdiri dari:
*      Rongga hidung
   Berfungsi mengantar, menyaring, dan melembabkan udara.
*      Nasofaring
   Bagian pertama dari faring, terdapat tonsil dan tuba eustachius.
*      Orofaring
    Terdapat di belakang pangkal lidah.
*      Laringofaring
    Merupakan persilangan jalan nafas dan jalan makanan.
2.      Sistem pernafasan bagian bawah:
*      Laring
   Terdapat epiglottis dan pita suara, menghubungkan faring dan trakea.
*      Trakea
    Lanjutan dari laring, 2/3 bagian terdiri dari tulang rawan hialin.
*      Bronkus
*      Bronkiolus
*      Alveolus


Berdasarkan fungsi fisiologisnya sistem pernafasan terdiri dari:
Bagian konduksi
Bagian ini mempunyai 2 fungsi utama:
a.       Menyediakan saluran, dimana udara dapat mengalir ke paru-paru dan dari paru-paru.
b.      Memelihara/ menjaga udara yang di inspirasi
sebelum udara masuk paru-paru udara tersebut dibersihkan, dibasahi dan dihangatkan, untuk dapat melaksanakan fungsi ini, mukosa bagian konduksi dilapisi epitel silindris bertingkat yang banyak mengandung sel goblet dan terdapat banyak kelenjar serosa dan mukosa.
            Bagian konduksi ini terdiri atas:
·         Rongga hidung
·         Nasofaring
·         Laring
·         Trakea
·         Bronkus
·         Bronkiolus
·         Bronkiolus terminalis

Bagian Respirasi
Dalam bagian respirasi terjadi pertukaran gas antara O2 dan CO2.
Bagian ini terdiri dari:
o   Bronkiolus respiratorius
o   Duktus alveolaris
o   Alveolus
Ialah struktur khusus mirip kantung yang merupakan tempat utama terjadinya pertukaran antara CO2 dan O2 antara udara yang masuk dan darah.
Proses fisiologi pernafasan yaitu proses O2 dipindahkan dari udara ke dalam jaringan-jaringan, dan CO2 dikeluarkan ke udara ekspirasi, dapat dibagi menjadi 3 stadium :

a.        Stadium pertama adalah ventilasi, yaitu masuknya campuran gas-gas ke dalam dan keluar paru.
b.      Stadium kedua, transportasi yaitu :
§  Difusi gas-gas antara alveolus dan kapiler paru (respirasi eksterna) dan antara darah sistemik dan sel-sel jaringan.
§  Distribusi darah dalam sirkulasi pulmonal dan penyesuaiannya dengan distribusi udara dalam alveolus-alveolus.
§  Reaksi kimia dan fisik dari O2 dan CO2 dengan darah.
c.       Stadium ketiga, respirasi sel atau respirasi interna yaitu saat zat-zat dioksidasi untuk mendapatkan energy dan CO2 terbentuk sebagai sampah metabolism sel dan dikeluarkan oleh paru.
Pusat pernafasan terletak di pons dan medulla.

Mekanisme pernapasan  
Inspirasi dan ekspirasi
Udara bergerak masuk dan keluar paru karena ada selisih tekanan yang terdapat antara atmosfer dan alveolus akibat kerja mekanik otot-otot pernafasan. Diafragma (dibantu oleh otot-otot yang dapat mengangkat tulang iga dan sternum) merupakan otot yang utama yang ikut berperan dalam peningkatan volume paru dan rangka torak selama inspirasi. Selama inspirasi volume torak bertambah besar karena diafragma turun dan iga terangkat akibat kontraksi beberapa otot pernafasan.
Selama pernafasan tenang, ekspirasi merupakan gerakan pasif akibat elastisitas dinding dada dan paru. Pada waktu otot interkostalis eksternus relaksasi, rangka iga turun dan lengkung diafragma naik ke atas ke dalam rongga torak menyebabkan volume torak berkurang selain itu otot-otot abdomen dapat berkontraksi sehingga tekanan intra abdominal membesar dan menekan diafragma ke atas. Pengurangan volume torak ini meningkatkan tekanan intra pleura maupun intra pulmonal. Tekanan intra pleura selalu berada di bawah tekanan atmosfer selama siklus pernafasan.

Volume paru
*               Jumlah udara yang masuk ke dalam paru setiap inspirasi (atau jumlah udara yang keluar dariparu setiap ekspirasi) dinamakan Volume alun napas (Tidal volume/TV).
*               Jumlah udara yang masih dapat masuk ke dalam paru pada inspirasi maksimal, setelah inspirasi biasa disebut Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume/IRV).
*               Jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara aktif dari dalam paru  melalui kontraksi otot ekspirasi, setelah ekspirasi biasa disebut Volume cadangan ekspirasi ( ekspiratory reserve volume/ERV).
*            Udara yang masih tertinggal dalam paru setelah ekspirasi maksimal disebut Volume residu (residual volume/RV).
*      Volume udara pada akhir inspirasi yang masksimal disebut Total Lung Capacity (TLC).

Pertukaran gas pada respirasi
Pertukaran gas yang terjadi tergantung pada ventilasi alveolar (jumlah udara yang mencapai alveolus permenit) dan aliran darah pada kapiler pulmonal yang erat kaitannya dengan kemampuan gas untuk berdifusi (proses dimana suatu gas karena gerakan-gerakan partikelnya mengisi semua volum yang tersedia) melawati alveoli dan permukaan kapiler. Kecepatan difusi karbon dioksida 20 kali lebih cepat dari kecepatan difusi oksigen. Pada  keadaan / mekanisme tubuh yang normal kesesuaian ventilasi dan aliran darah dipertahankan oleh mekanisme anatomik dan kontriksi lokal dari pembuluh darah pulmoner yang mengalami hipoventilasir
Pertukaran gas pada paru-paru dipicu oleh adanya perbedaan tekanan parsial antara alveoli dan darah vena (dalam hal ini darah yang mengalir di A.pulmonalis)

Pengaturan respirasi
      Respirasi dikendalikan oleh sistem saraf pusat (SSP), terdapat dua mekanisme neural terpisah bagi pengaturan pernapasan. Satu mekanisme berperan pada kendali pernapasan volunter sedangkan yang lainnya mengendalikan pernapasan. Pusat pernapasan volunter terletak di korteks serebri dan impuls dikirimkan ke neuron motorik otot pernapasan. Pusat pernapasan otomatis terletak di pons dan medula oblongata. Keluaran motorik akhir disalurkan melalui medula spinalis dan saraf frenikus yang mempersarafi diafragma, yaitu otot utama ventilasi. Saraf utama  lain yang ikut ambil bagian adalah saraf asesorius dan interkostalis torasika yang mempersarafi otot bantu pernapasan dan otot interkostalis.     Otot-otot pernapasan yang merupakan bagian dari dinding toraks merupakan sumber kekuatan dalam pernapasan.
 Diafragma (dibantu oleh otot-otot yang dapat mengangkat tulang iga dan sternum) merupakan otot yang utama yang ikut berperan dalam peningkatan volume paru dan rangka torak selama inspirasi; ekspirasi merupakan suatu proses yang pasif pada pernapasan tenang. Otot-otot pernapasan diatur oleh pusat pernapasan yang terdiri dari neuron dan reseptor pada pons dan medula oblongata. Pusat pernapasan merupakan bagian sistem saraf yang mengatur semua aspek pernapasan. Faktor utama pada pengaturan pernapasan adalah respon dari pusat kemoreseptor dalam pusat pernapasan terhadap tekanan parsial karbondioksida(PaCO2) dan pH darah arteri. Peningkatan PaCO2 atau penurunan pH merangsang pernapasan. 
Penurunan tekanan parsial O2 dalam darah arteri PaO2 dapat juga merangsang ventilasi. Kemoreseptor perifer yang terdapat dalam badan karotis pada bifukarsio arteri karotis komunis dan dalam badan aorta pada arkus aorta, peka terhadap penurunan PaO2 dan pH dan peningkatan PaCO2.

Penyebab gagal nafas
Fungsi paru-paru belum digunakan saat seorang bayi berada dalam kandungan, hal ini terjadi karena plasenta yang mensuplai kebutuhan oksigen dari pembuluh darah ibu menuju ke pembuluh darah bayi. Ketika seorang bayi lahir, maka fungsi paru akan dipenuhi oleh udara yang akan menghantarkan oksigen ke dalam pembuluh darah bayi.
Untuk menyiapkan kerja paru-paru, maka sebelum lahir bayi akan memproduksi surfaktan. Surfaktan adalah suatu zat yang merupakan kantung udara yang diproduksi oleh paru-paru dan membantu terbukanya paru-paru saat bayi bernafas. Bayi memproduksi surfaktan antara usia 30-36 bulan saat kehamilan, akan tetapi kebanyakan bayi memproduksi surfaktan pada usia 35 bulan saat kehamilan. Tiga faktor penyebab gagal nafas pada anak adalah :
o   Bayi yang lahir prematur
Bila seorang bayi lahir dengan prematur, maka sel- sel alveoli tipe II akan menghasilkan surfaktan yang belum matang. Dengan demikian setiap bayi yang lahir sebelum surfaktan dibentuk di alveolus akan menghadapi tekanan alveolus yang begitu tinggi setiap kali bernafas. Hal ini menyebabkan atelektasis primer dan menyebabkan penurunan ventilasi dan terjadi hipoksia. Selain itu alveolus bayi prematur berukuran sangat kecil dan berlipat-lipat, hal ini juga berperan meningkatkan tekanan yang harus dilakukan untuk mengatasi tegangan permukaan. Otot-otot dada masih lemah pada bayi prematur, sehingga tanpa adanya surfaktan sulit bagi bayi untuk mengembangkan alveolusnya untuk bernafas.
o   Adanya infeksi pada saluran pernafasan
Adanya infeksi pada saluran pernafasan pada seorang anak, seperti asma, alergi, bronkiolitis, pembesaran tonsil akan menyebabkan terjadinya peradangan. Peradangan ini akan mengakibatkan terjadinya edema dan pembengkakan ruang interstisium, yang semakin menurunkan gas antara kapiler dan alveolus yang masih berfungsi.  
o   Bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes dependen insulin
Seorang ibu dengan diabetes dependen akan bergantung pada insulin. Maka bila ibu ini melahirkan seorang bayi, bayi ini akan memiliki predisposisi untuk terkena gagal nafas. Hal ini terjadi karena pemberian insulin yang disuntikkan akan menghambat pembentukan surfaktan.

Gejala klinis
Gejala- gejala klinik pada anak yang mengalami gagal nafas adalah:
1.         Peningkatan pernafasan
Pada anak terjadinya peningkatan pernafasan lebih dari 60x permenit , menunjukkan bahwa anak tersebut memiliki permasalahan pada sistem pernafasannya atau kebutuhan oksigen dalam tubuhnya tidak terpenuhi.

2.         Perubahan warna
Warna kebiru- biruan yang tampak pada bibir, mulut, dan kuku, menunjukkan bahwa suplai oksigen tidak mencukupi jaringan. Bila hal ini dibiarkan maka akan terjadi perubahan warna manjadi keabu-abuan pada permukaan kulit.

3.         Mendengkur
Setiap kali anak tersebut mengeluarkan nafas (ekspirasi) akan terdengar suara mendengkur. Suara mendengkur ini merupakan usaha tubuh untuk menjaga udara dalam paru-paru agar tetap terbuka.

4.          Lubang hidung yang terbuka lebar
Cuping hidung yang terbuka lebar pada saat anak bernafas menunjukkan bahwa anak tersebut sulit untuk bernafas.

5.          Berkeringat
Akan terjadi peningkatan produksi kelenjar keringat pada kepala, tetapi pada kulit tangan didapatkan lebih dingin atau lembab. Hal ini karena pernafasan yang begitu cepat.
6.          Wheezing
Suara ini menunjukkan terjadinya penyempitan pada saluran pernafasan sehingga udara sulit masuk, menyebabkan sulit bernafas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar