Kritik dan Saran silahkan kirim pesan ke" bayz.pabayo@gmail.com "

MUMPS virus (Parotitis Epidemika)


Epidemiologi
Penyebaran virus terjadi dengan kontak langsung, percikan ludah, bahan muntah, mungkin dengan urin. Virus dapat diisolasi dari faring dua hari sebelum sampai enam hari setelah terjadi pembesaran kelenjar parotis. Pada penderita parotitis epidemika tanpa pembesaran kelenjar parotis, virus dapat pula diisolasi dari faring. Virus dapat ditemukan dalam urin dari hari pertama sampai hari keempat belas setelah terjadi pembesaran kelenjar. Baik infeksi klinis maupun subklinis menyebabkan imunitas seumur hidup. Bayi sampai umur 6 – 8 bulan tidak dapat terjangkit parotits epidemika karena dilindungi oleh anti bodi yang dialirkan secara transplasental dari ibunya. Insiden tertinggi pada umur antara 5 sampai 9 tahun, kemudian diikuti antara umur 1 sampai 4 tahun, kemudian umur antara 10 sampai 14 tahun.



Etiologi
Disebabkan oleh virus 1, 2, 3, 4, 6. Virus ini adalah anggota kelompok paramiksovirus yang juga mencakup parainfluenza, campak, dan vius penyakit Newcastle. Hanya diketahui ada satu serotip. Biakan manusia atau sel ginjal kera terutama digunakan untuk isolasi virus. Virus telah diisolasi dari ludah, cairan serebrospinal, darah, urin, otak dan jaringan terinfeksi lain. Mumps merupakan virus RN rantai tunggal dan anggota dari family Paramyxoviridae, genus Paramyxovirus. Virus mumps mempunyai 2 glikoprotein yaitu hamaglutinin-neuramidase dan perpaduan protein 1, 3, 6. Virus mumps sensitif terhadap panas dan sinar ultraviolet.
Klasifikasi
Group : V (-) ssRNA
Ordo : Mononegavirales
Famili : Paramyxoviridae
Genus : Rubulavirus
Spesies : Mumps Virus

Morfologi
Merupakan virus yang beramplop dan memiliki suatu nukleokapsid/kapsid. Kapsid ditutupi oleh amplop. Berdiameter 150-300 nm dan panjang 1000-10000 nm. Permukaannya tertutupi oleh tonjolan-tonjolan yang terlihat menyerupai paku-paku yang besar. Kapsidnya berfilamen dan memiliki panjang 600-1000 nm dan lebar 18 nm.

Masa inkubasi
Masa inkubasi terjadi selama 15-18 hari (rata-rata sekitar 14-25 hari). Masa tunas 14-24 hari. Gejala prodromal 1-2 hari berupa demam, anoreksia, sakit kepala, muntah dan nyeri otot. Kemudian timbul pembengkakan kelenjar parotis yang mula-mula unilateral dan kemudian menjadi bilateral, disertai rasa nyeri spontan ataupun pada perabaan terlebih-lebih saat pasien makan atau minum sesuatu yang asam. Dapat terjadi trismus dan disfagia. Kadang-kadang kelenjar submandibularis dan sublingualis dapat terkena. 

Masa penularan 
Virus dapat diisolasi dari urine 6 hari sebelum dan 15 hari sesudah onset dan dari ludah 6-7 hari sebelum terjadi parotitishingga 9 hari sakit. Penularan tertinggi dapat terjadi antara 2 hari sebelum hingga 4 hari setelah sakit. Infeksi yang laten dapat menular. 

Kerentanan dan kekebalan 
Kekebalan yang timbul umumnya seumur hidup. Kekebalan dapat terbentuk setelah mengalami infeksi yang tidak kelihatan atau infeksi dengan gejala klinis. Sebagian besar orang dewasa, umumnya yang lahir sebelum tahun 1957, kemungkinan sudah terinfeksi secara alamiah dan kemungkinan sekali sudah kebal, walaupun mereka tidak menunjukkan gejala klinis. Ditemukannya antibodi IgG terhadap mumps melalui pemeriksaan serologis sebagai bukti adanya imunitas terhadap mumps.
Mumps adalah penyakit yang jarang ditemukan jika dibandingkan dengan penyakit-penyakit lain yang umum menyerang anak seperti campak, cacar air, walaupun jarang terjadi namun pada masyarakat yang yang tidak diimunisasi, dalam suatu penelitian ditemukan 85% diantara mereka sampai dewasa sudah mengalami inveksi virus mumps.
Kira-kira sepertiga mereka yang rentan dengan infeksi virus mumps merupakan infeksi tanpa gejala. Kebanyakan infeksi yang terjadi pada anak-anak usia di bawah 2 tahun subklinis. Penyakit ini paling sering muncul pada musim dingin dan musim semi. Dan penularan dapat terjadi melalui udara, melalui percikan ludah, atau karena kontak langsung dengan ludah orang yang terinfeksi. 

Patofisiologi
Biasanya kelenjar yang terkena adalah kelenjar parotis, kelenjar sublingualis dan kelenjar submaksilaris. Dapat terjadi orchitis unilateral dan menyerang 20-30% dari laki-laki setelah pubertas. Sedangkan pada wanita dapat terjadi mastitis yang mengenai sekitar 31% dari wanita berusia 15 tahun keatas walaupun dapat terjadi sterilitas namun kasusnya sangat jarang. Kira-kira 40-50% infeksi oleh virus mumps ini dapat menimbulkan gejala pada saluran pernafasan terutama pada anak usia 5 tahun. 
Gejala sisa yang permanen berupa paralysis, kejang, seperti halnya pada kematian pada penderita mumps juga sangat jarang terjadi. Mumps yang terjadi pada trisemester pertama kehamilan dapat meningkatkan terjadinya aborsi, namun belum terbukti infeksi mumps dapat menyebabkan kecacatan pada janin. 
Infeksi akut oleh virus mumps dibuktikan dengan adanya kenaikan titer IgM dan IgG secara bermakna dari serum akut dan serum konvalesens. Pemeriksaan serologis yang umum digunakan untuk mendiagnosa adanya infeksi mumps akut atau atau yang baru saja terjadi adalah ELISA,tes HI dan CF. virus dapat juga diisolasi dari mukosa buccal, 7 hari sebelum dan 9 hari sesudah terjadi pembesaran kelenjar ludah. Virus dapat juga diisolasi dari air seni 6 hari sebelum dan 15 hari sesudah terjadi parotitis. 
Virus masuk tubuh mungkin via hidung/mulut; proliferasi terjadi di parotis/epitel traktus respiratorius kemudian terjadi viremia dan selanjutnya virus berdiam di jaringan kelenjar/saraf dan yang paling sering terkena ialah glandula parotis. Pada manusia selama fase akut, virus mumps dapat diisoler dari saliva, darah, air seni dan liquor. Mumps ialah suatu infeksi umum.
Bila testis terkena infeksi maka terdapat perdarahan kecil dan nekrosis sel epitel tubuli seminiferus. Pada pankreas kadang-kadang terdapat degenerasi dan nekrosis jaringan.

Gejala Klinis
Gejala timbul dalam waktu 12-24 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa:
- menggigil
- sakit kepala
- nafsu makan berkurang
- merasa tidak enak badan
- demam ringan sampai sedang (terjadi 12-24 jam sebelum 1 atau beberapa kelanjar liur membengkak).
- muntah
Tetapi 25-30% penderita tidak menunjukkan gejala-gejala tersebut. Gejala pertama dari infeksi kelenjar ludah adalah nyeri ketika mengunyah atau menelan, terutama jika menelan cairan asam (misalnya jus jeruk). Jika kelenjar liur disentuh, akan timbul nyeri. Pada saat ini suhu biasanya naik sampai 38,9-40 derajat Celsius. Pembengkakan terjadi pada hari kedua. Gejala lain yang mungkin ditemukan:
- nyeri testis
- benjolan di testis
- pembengkakan skrotum (kantung zakar).
Masa tunas 14 sampai 24 hari. Dimulai dengan stadium prodromal, lamanya 1 sampai 2 hari dengan gejala demam, anoreksia, sakit kepala, muntah dan nyeri otot. Suhu tubuh biasanya naik sampai 38,5 0C sampai 39,50C kemudian timbul pembengkakan kelenjar parotis yang mula-mula unilateral tetapi kemudian dapat menjadi bilateral. Pembengkakan tersebut terasa nyeri baik spontan maupun perabaan, terlebih-lebih bila penderita makan atau minum sesuatu yang masam, ini merupakan gejala khas untuk parotitis epidemika


Diagnosis Banding
Diagnosis banding ini mencakup parotitis sebab lain, seperti pada infeksi virus termasuk infeksi virus imunodefisiensi manusia (HIV), influenza, parainfluenza 1 dan 3, sitomegalovirus, atau keadaan koksakivirus yang jarang dan infeksi koriomeningitis limfositik. Infeksi-infeksi ini dapat dibedakan dengan uji laboratorium spesifik ;
- Parotitis supuratif, dimana nanah sering dapat dikeluarkan dari duktus
- Parotitis berulang, suatu keadaan yang sebabnya belum diketahui, tetapi mungkin bersifat alergi yang sering berulang dan mempunyai sialogram khas
- Kalkulus salivarius, menyumbat saluran parotis, atau lebih sering saluran submandibuler dimana pembengkakan intermitten,
- Limfadenitis preaurikuler atau servikal anterior karena sebab apapun,
- Limfosarkoma atau tumor parotis lain yang jarang
- Orkitis akibat infeksi selain daripada parotitis epidemika, misalnya infeksi yang jarang oleh koksakivirus atau virus koriomeningitis limfositik, atau parotitis yang disebabkan oleh sitomegalovirus pada anak yang terganggu imunnya.

Diagnosis
Diagnosis ditegakkan bila jelas ada gejala infeksi parotitis epidemika pada pemeirksaan fisis. Disamping leucopenia dengan limfosiotsis relative, didapatkan pula kenaikan kadar amylase dengan serum yang mencapai puncaknya setelah satu minggu dan kemudian menjadi normal kembali dalam dua minggu.
Keterangan klinis berupa :
- ada kontak dengan penderita mumps 2-3 minggu sebelumnya
- gambaran klinis serupa parotitis
- tanda-tanda aseptIc meningitis

Pemeriksaan Laboratorium
Jumlah lekosit normal atau terdapat leukopenia dengan limfositosis relatif. Sebagai pemeriksaan tambahan dapat dilakukan complement-fixing antibody test, neutralization test, isolasi virus, uji intradermal dan pengukuran kadar amylase dalam serum.
Iksolasi virus mumps dan test serologic tidak diperlukan pada mumps yang klasik tetapi pada keadaan-keadaan yang meragukan seperti bila tidak ada parotitis atau pada recurrent parotitis. Sekurang-kurang ada 3 uji serologic untuk mebuktikan spesifik mumops antibodies:
• Complement fixation antibodies (CF)
• Hemagglutination inhibitor antibodies (HI)
• Virus neutralizing antibodies (NT)
CF paling praktis dan paling dipercaya. Countries antibodies dapat dibuktikan di darah pada minggu ke-1 dan pada akhir minggu ke-2 sudah ada peninggian jelas. Titer meningkaty lebih ari 4 kali atau lebih berarti mumps.
Keterangan Laboratorium tambahan
Kadar amylase dalam serum meninggi pada mumps paraparotitis dan pankreatitis. Kadar amylase rupanya berjalan parallel dengan pembengkakan paroits, puncaknya tercapai di minggu ke-1, berangsur-angsur menjadi normal pada minggu ke-2 atau 3. kira-kira 70% mumps disertai amylase yang meninggi.

Komplikasi
Hampir semua anak yang menderita gondongan akan pulih total tanpa penyulit, tetapi kadang gejalanya kembali memburuk setelah sekitar 2 minggu. Komplikasi bisa terjadi pada organ selain kelenjar liur, terutama jika infeksi terjadi setelah masa pubertas.
Komplikasi bisa terjadi sebelum, selama maupun sesudah kelenjar liur membengkak; atau terjadi tanpa disertai pembengkakan kelenjar liur.
a. Orkitis ; peradangan pada salah satu atau kedua testis. Setelah sembuh, testis yang terkena mungkin akan menciut. Jarang terjadi kerusakan testis yang permanen sehingga terjadi kemandulan.
b. Ovoritis : peradangan pada salah satu atau kedua indung telus. Timbul nyeri perut yang ringan dan jarang menyebabkan kemandulan.
c. Ensefalitis atau meningitis : peradangan otak atau selaput otak. Gejalanya berupa sakit kepala, kaku kuduk, mengantuk, koma atau kejang.
5-10% penderita mengalami meningitis dan kebanyakan akan sembuh total. 1 diantara 400-6.000 penderita yang mengalami enserfalitis cenderung mengalami kerusakan otak atau saraf yang permanen, seperti ketulian atau kelumpuhan otot wajah.
d. Pankreatitis : peradangan pankreas, bisa terjadi pada akhir minggu pertama. Penderita merasakan mual dan muntah disertai nyeri perut. Gejala ini akan menghilang dalam waktu 1 minggu dan penderita akan sembuh total.
e. Peradangan ginjal bisa menyebabkan penderita mengeluarkan air kemih yang kental dalam jumlah yang banyak
f. Peradangan sendi bisa menyebabkan nyeri pada satu atau beberapa sendi.

Pengobatan
Istirahat di tempat tidur selama masa panas dan pembengkakan kelenjar parotis. Simtomatik diberikan kompres panas atau dingin dan juga diberikan analgetika. Diet makanan cair dan lunak. Kortikosteroid selama 2-4 hari dan 20 ml convalescent gammaglobulin diperkirakan dapat mencegah terjadinya orkitis. Self limiting disease. Perjalanan penyakit tidak dapat dipengaruhi oleh anti mikroba.
Karena terdapat gangguan menelan/mengunyah, sebaiknya diberikan makanan lunak dan hindari minuman asam karena bisa menimbulkan nyeri. Daerah pipi/leher bisa juga dikompres secara bergantian dengan panas dan dingin. Obat pereda nyeri (misalnya asetaminofen dan ibuprofen) bisa digunakan untuk mengatasi sakit kepala dan tidak enak badan. Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak karena memiliki resiko terjadinya sindroma Reye.
Jika terjadi pembengkakan testis, sebaiknya penderita menjalani tirah baring.
Untuk mengurangi nyeri, bisa dikompres dengan es batu. Jika terjadi mual dan muntah akibat pankreatitis, bisa diberikan cairan melalui infus.

Prognosis
Pada umumnya bagus sekali, kematian sangat jarang. Meningoencephalitis biasanya tidak ganas dabn jarang bersequele walaupun insiden setelah atrofi testis setelah orchitis tinggi tetapi kemandulan sangat jarang ditemukan. Hanya persentasi kecil yang mendapat tuli permanen

Pencegahan
a. Perlindungan pasif
Gammaglobulin biasanya tidak efektif. Khasiat mumps immunoglobulin juga tidak jelas.
b. Imunisasi aktif
- Inactivated mumps virus vaccine tidak efektif
- Live attenuated mumps virus vaccine Jery Lin mulai digunakan 1968 di USA, tidak disertai demam.
- Suntikan subkutan, kira-kira 95% akan membuat mumps antibodies tetapi antibodinya jauh lebih rendah daripada diperoleh sesudah menderita mumps. Vaksinasi memberikan perlindungan yanhg bagus sekali paling sedikit 4 tahun. Tidak dianjurkan kepada:
• Anak dibawah 1 tahun yang alergi terhadap protein telur/neomycin
• Yang mendapat obat-obatan immunosupresif
. Ada kombinasi dengan vaksin morbili dan vaksin rubella.2

Cara-cara Pemberantasan
A. Cara pencegahan
1. Berikan penyuluhan kepada masyarakat, anjurkan masyarakat untuk mengimunisasikan anak-anak mereka yang berusia di atas satu tahun yang lahir pada tahun 1957 atau setelah itu.
2. Vaksin yang dibuat dari virus mumps yang telah dilemahkan dengan menggunakan strain virus jeryl lynn, sudah beredar di AS sejak tahun 1967 sebagai vaksin tunggal atau dalam bentuk kombinasi dengan vaksin lain(MMR).Timbulnya reaksi samping yang berat setelah pemberian imunisasi tergantung dari jenis virus yang dipaai untuk membuat vaksin. Pada salah satu uji coba yang dilakukan, insidensi timbulnya demam pada mereka yang imunisasi dibandingkan dengan mereka yang diberikan sama besar. Pemberian imunisasi kepada orang yang sudah kebal karena infeksi alamiah tidak meningkatkan risiko timbunya efek samping pasca imunisasi. Lebih dari 95% mereka yang diimunisasi kemungkinan kebal seumur hidup. Vaksin umps dapat diberikan kapan saja setelah usia satu tahun, dalam bentuk MMR diberikan pada usia 12-18 bulan. Dosis pertama diberikan pada usia 12 bulan dan dosis kedua dianjurkan untuk diberikan pada 4-5 tahun. Namun pada saat dilakukan upaya akselerasi jadwal imunisasi MMR dan pada saat dilakukan upaya untuk meningkatkan cakupan imunisasi maka dosis kedua diberikan 1 bulan setelah dosis pertama. Upaya khusus perlu dilakukan untuk memberikan imunisasi kepada anak-anak yang tidak jelas status imunisasinya sebelum mereka mencapai usia akil baliq. Dan wanita yang sedang hamil atau wanita yang merencanakan hamil 3 bulan lagi, tidak dianjurkan untuk diberikan imunisasi mumps dengan alasan teoritis dikhawatirkan akan terjadinya kelainan pada bayi mereka, walaupun secara praktis hal ini tidak pernah terjadi.
B. Penanganan penderita, kontak dan lingkungan
Adapun penanganannya antara lain:
1. Laporan kepada instansi kesehatan setempat: laporan bersifat selektif.
2. Isolasi: Lakukan isolasi terhadap saluran pernafasan dan sediakan ruangan khusus selama 9 hari setelah timbulnya parotitis apabila disekitar mereka banyak orang yang rentan (tidak diimunisasi).
3. Disinfeksi serentak: Lakukan disinfeksi terhadap semua barang-barang yang tercemar oleh sekret hidung dan tenggorokan.
4. Karantina: Liburkan mereka yang rentan dan yang pernah terpajan, dengan penderita dari sekolah atau pekerjaan selama 12-25 hari setelah terpajan, apabila di lingkungan sekolah atau pekerjaan mereka banyak anak atau orang yang rentan.
5. Imunisasi kontak: Walaupun pemberian imunisasi setelah seseorang terpajan tidak melindungi merekauntuk menjadi sakit. Namun terhadap kontak yang telah diimunisasi yang kemudian tidak sakit maka pemberian imunisasi ini akan melindungi mereka terhadap infeksi berikutnya. Pemberian immune globulin tidak efektif dan tidak dianjurkan.
6. Investigasi terhadap kontak dan sumber penularan infeksi: cari orang-orang yang rentan dan kepada mereka yang harus diimunisasi.

2 komentar: