Kritik dan Saran silahkan kirim pesan ke" bayz.pabayo@gmail.com "

Penyakit Menular Sexual ( PMS )


A. PENGERTIAN 
PMS adalah singkatan dari Penyakit Menular Seksual, yang berarti suatu infeksi atau penyakit yang kebanyakan ditularkan melalui hubungan seksual (oral, anal atau lewat vagina).
PMS juga diartikan sebagai penyakit kelamin, atau infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual dari satu orang ke orang lainnya. Harus diperhatikan bahwa PMS menyerang sekitar alat kelamin tapi juga dapat memberikan gejalanya muncul dan menyerang mata, mulut, saluran pencernaan, hati, otak, dan hingga organ tubuh lainnya.


B. RANTAI PENULARAN 
Penyakit menular seksual dapat disebabkan antara lain Virus, bakteri, protozoa, parasit dan jamur. Manusia dapat terinfeksi dari bahan lain yang tercemar kuman misalnya pada Penis, vagina, lubang pantat, kulit yang terluka, darah, selaput lendir, mulut dan lain sebagainya.
Yang paling umum penyebab terjadinya penyakit menular seksual dan paling sering adalah hubungan seksual (penis-vagina, penis-lubang pantat, mulut-lubang pantat, mulut-vagina, mulut-penis).
Selain melalui hubungan yang bersifat seksual, dapat juga penularan melalui misalnya pemakaian jarum suntik secara bersama-sama dari orang yang terkena PMS ke orang lainnya (obat suntik terlarang, transfusi darah yang tidak steril, jarum tato dan lainnya), kontak lansung dengan kuman misalnya pada kulit ataupun misalnya seropurulen menempel pada kulit, dan lain sebagainya.
Biasanya orang yang berperilaku seks tidak aman akan semakin besar kemungkinan terkena penyakit menular seksual. Semakin banyak pasangan seks seseorang, makin tinggi kemungkinan terkena PMS, karena kemunggkinan dari orang yang sudah tertular.

C. PENCEGAHAN
karena penularan penyakit menular seksual terutama oleh aktifitas seksual maka pencegahannya adalah pembatasan aktifitas seksual dan melakukan aktifitas seksual yang baik. berikut pencegahan yang dapat anda lakukan untuk mengurangi resiko terkena penyakit menular seksual.
1.      Lakukan seks yang aman.
Seks yang aman mencangkup dua hal utama yaitu proses seks yang benar dan tidak melakukan gonta-ganti pasangan apalagi dengan mereka yang beresiko tinggi sebagai pembawa penyakit.
2.      Vaksinasi.
Ini adalah salah satu upaya pencegahan utama. saat ini yang sangat digalakkan dan diajurkan adalah vaksinasi HPV (Human Papillomavirus) yang dikenal sebagai salah satu penyebab kanker serviks.
3.      Gunakan Pengaman.
Penggunaan kondom atau pengaman dapat mengurangi resiko tertular penyakit seksual.
4.      Memastikan jarum suntik dalam keadaan steril.
Saat dibutuhkan penyuntikan pastikan tidak digunakan berulang terutama setelah penyuntikan pada penderita PMS, karena selain hubungan seksual kontak jarum suntik dapat menimbulkan infeksi menular seksual dari seseorang kepada orang lainnya.
5.      Menjaga kesehatan organ intim.
Dengan membersihkan dan memelihara kebersihan oragn intim dapat mencegah terjadinya penyakit menular seksual, setidaknya dapat mencegah sebelum terjadi infeksi menular seksual berkembang.

D. JENIS-JENIS 
1.        Gonorrhea

Gonorrhea biasa disebut “GO” disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Masa inkubasi pada pria : 3-30 hari sedangkan pada wanita 3 sampai waktu yang tidak dapat ditentukan.
Pada pria diagnosa ditentukan dengan adanya pemeriksaan gram ( gram +) pada pemeriksaan smear terhadap pengeluaran melalui penis. Untuk menentukan diagnosa GO pada wanita, selanjutnya perlu dilakukan pemeriksaan kultur dari serviks, uretra, tenggorokan dan anus.
Tanda dan gejala:
Pria : Pengeluaran discharge dari penis, cairan purulen melalui uretra, disuria, epididymitis dan prostatitis.
Wanita : Pada tahap dini asimptomatis hanya memberikan gejala ringan dan muncul setelah 2-10 hari setelah terpapar, selanjutnya servisitis dengan pengeluaran yang purulen kental berwarna kuning, gartolinitis.
Secara hematogen: dapat menimbulkan artritis, dermatitis, atau meningitis, endokarditis walaupun kasus-kasus tersebut jarang ditemukan.
Terapi:
Untuk terapi dapat diberikan antibiotik berupa Procaine penicillin G (IM) dan Progenetid (PO) atau Ampicilline dan probenecide (PO). Sebelum pemberian terapi ini,kita perlu untuk melakukan tes terlebih dahulu, karena dapat menyebabkan syok anapilaksis setelah 30 menit injeksi penicilline. Namun pengobatan tidak dapat menghilangkan kerusakan yang ditimbulkan sebelum pengobatan.
Pemeriksaan:
Dilakukan pemeriksaan gram dari dischare yang dikeluarkan dari penis ataupun dari vagina, akan didapatkan bakteri gram (+).
Komplikasi:
Penderita : Pada perempuan jika tidak diobati, penyakit ini merupakan penyebab utama Penyakit Radang Panggul apabila telah terjadi komplikasi, yang kemudian dapat menyebabkan kehamilan ektopik, kemandulan dan nyeri panggul kronis.  Dapat menyebabkan kemandulan pada pria.  Gonore yang tidak diobati dapat menginfeksi sendi, katup jantung dan/atau otak.
Janin dan bayi baru lahir: Gonore dapat menyebabkan kebutaan dan penyakit sistemik seperti meningitis dan arthritis sepsis pada bayi yang terinfeksi pada proses persalinan, tetapi yang paling sering terjadinya kebutaan.  Untuk mencegah kebutaan, semua bayi yang lahir di rumah sakit biasanya diberi tetesan mata untuk pengobatan gonore.

2. Syphillis

Syipilis disebabkan oleh bakteri Spirochete treponema pallidum yamg masuk kedalam tubuh melalui membrane mukosa atau kulit selama melakukan hubungan seksual.
Ada 2 macam Syphilis
1)      Syphilis konginital
Syphillis kongenital didapatkan sejak dilahirkan yang biasanya berasal dari infeksi pada ibu hamil. Ada 3 macam Syphilis konginetal
a)      Syphilis konginetal dini
      Timbul 3 minggu setelah kelahiran
      Gejala dan tanda-tandanya
·         Lepuh-lepuh pada telapak tangan dan kaki dapat berupa vesikel dan bula, setelah pecah menjadi krusta, sering disebut sebagai pemfigus sifilitika
·         Keluar lendir dan bernanah pada hidung dan mulut
·         Radang pada tulang yang berbentuk yang panjang biasanya angka kematian sangat tinggi

b)      Syphilis konginetal lanjut
      Timbul setelah beberapa bulan kelahiran
       Gejala dan tanda-tandanya
·         Sekret hidung bercampur darah
·         Bentuk gigi seperti pahat/tatah
·         Bola mata keruh
·         Dahi menonjol
·         Kulit pada sudut bibir pecah-pecah

c)      Stygmata syphilis konginetal
Terdapat pada usia lebih dari 2 tahun, klinis baru dapat terlihat setelah 7-9 tahun dengan adanya trias huthinson, yakni kelainan pada mata (keratitis interstitial menyebabkan kebutaan), ketulian akibat gangguan N VIII dan gigi huthinson ( gigi pada incicivis I atas kanan dan kiri seperti obeng.
    Gejala dan tanda-tandanya
·         Hidung bentuk  seperti pelana
·         Wajah seperti Bulldog
·         Gigi seperti pahat atau tatah
·         Bola mata keruh
·         Mengalami ketulian

2)      Syphilis Akuisita   
Adalah penyakit Sypilis yang didapat atau ditularkan melalui   hubungan seksual dengan pasangan yang menderita Sypilis.
Perjalanan penyakit Syphilis Akuista melalui 3 tahapan:
a)      Syphilis primer
Adanya luka pada vulva atau penis tidak nyeri (chancres), ulkus primer baik tunggal maupun kelompok, mungkin terjadi juga pada bibir, lidah tangan, rectum atau putting susu.
b)      Syphilis sekunder
2-4 minggu setelah timbulnya ulkus hingga sampai 2-4 tahun. Pasien merasa demam, sakit kepala, tidak nafsu makan, hilang berat badan, anemia, sakit pada tenggorokan, bercak merah pada tubuh tetapi tidak gatal, limfadenopati, kemerahan dan sakit pada mata, kuning dengan atau tanpa hepatitis, sakit pada otot persendian dan tulang panjang. Pada umumnya tubuh lemah, kemerahan serta adanya condylomata pada rectum dan genitalia. Pada masa laten jarang memberikan gejala.
c)      Syphilis laten
Pada masa laten tidak memberikan gejala hingga 5-20 tahun, sedangkan pada tahap lanjut yaitu terminal tidak diobati akan terlihat tumor/massa/gumma pada bagian tubuh, kerusakan pada katup jantung dan pembuluh-pembuluh darah, meningitis, paralysis, kurang koordinasi, parese, insomnia, binggung, dilusi, gangguan pikir dan bicara tidak jelas.
Pemeriksaan:
Tes komplemen : TPCF ( Treponema Pallidum Complement Fixation )
Tes Aglutinasi : TPHA ( Treponema Pallidum Haemaglutination Assay)
Tes Serologi : VDRL ( Venereal Desease Research Laboratory)
Terapi
Yaitu semua jenis Penicillin, dianjurkan penicillin G benzathine 2,4 juta unit secara IM long acting. Pada kasus setelah pemerkosaan untuk pencegahan sifilis dapat diberikan sefriakson 125 mg IM.

3.      Herpes Genitalis

Lebih sering disebabkan oleh Herves Simplex Tipe 2 (HSV-2). Herpes menyebar melalui kontak seksual antar kulit dengan bagian-bagian tubuh yang terinfeksi saat melakukan hubungan seks vaginal, anal atau oral. Tempat predileksi HSV-2 didaerah pinggang ke bawah, terutama daerah genital.
Virus sejenis dengan strain lain yaitu Herpes Simplex Tipe 1 (HSV-1) umumnya menular lewat kontak non-seksual dan umumnya melalui oral.  Namun, HSV-1 dapat menular lewat hubungan seks oral dan dapat menyebabkan infeksi alat kelamin. Predileksi HSV-1 pada daerah pinggang ke atas.
Tanda dan gejala:
1)      Infeksi Primer
Berlangsung kira-kira 3 minggu dan sering disertai dengan gejala sistemik, misalnya demam, anoreksia, dan dapat terjadi pembengkakan kelenjar getah bening. Didapatkan vesikel berkelompok dan erimatosa, berisi cairan jernih yang kemudian menjadi seropurulen, dapat menjadi krusta dan ulserasi yang dangkal. Dapat timbul infeksi sekunder tanpa gambaran yang jelas.
2)      Fase Laten
Tidak didapatkan gejala pada fase ini, HSV dalam keadaan tidak aktif di ganglion basalis, tetapi penularan dapat terjadi dalam jumlah sedikit.
3)      Infeksi Rekuren
gejala yang timbul lebih ringan dari infeksi primer dan berlangsung selama 7-10 hari. Ditemukan sebelum terdapatnya vesikel terdapat rasa panas, gatal dan nyeri.
4)      Herpes pada kehamilan
Perlu perhatian yang khusus, karena dapat menimbulkan kelainan hingga kematian pada janin terutama terjadi infeksi primer pada saat kehamilan. Kelainan yang ditimbulkan dapat berupa ensefalitis, keratokonjuntivitis, hepatitis, dan timbul lesi pada kulit. Sebaiknya pada persalinan dilakukan sectio caesaria apabila ibu terinfeksi, dilakukan sebelum ketuban pecah dan paling lambat 6 jam setelah ketuban pecah. Bila transmisi terjadi pada trimester I cendrung terjadi abortus, sedangkan pada trimester II, terjadi prematuritas.
Pemeriksaan:
Cairan pada vesikel dapat dibiakan secara mikrobiologi.
Percobaan Tzank dengan pewarnaan Giemsa dari vesikel, didapatkan hasil sel datia berinti banyak.
Pengobatan :
Asiklovir 200 mg per oral 5 kali sehari selama 7 hari
Isoprinosin sebagai imunomodulator
Adenin arabinoid (vitarabin) untuk penyakit lebih berat dan menimbulkan komplikasi, dapat juga dengan pemberian asiklovir
Pencegahan dan Pengawasan
Pencagahan terhadap STD mencangkup 3 tingkatan pencegahan yaitu:
1.      Pencegahan primer, ditujukan untuk mencegah penyakit mencangkup hal-hal sebagai berikut:
·         Memberikan pendidikan kepada individu-individu yang tidak terinfeksi sehingga dapat menghindar dari individu yang terinfeksi.
·         Identifikasi dan mengobati individu yang terinfeksi tanpa gejala.
·         Wawancara pasien yang terinfeksi untuk identifikasi kontak.
·         Melakukan pemeriksaan dan pengobatan pencegahanpada individu yang kontak.
·         Anjurkan untuk berpatisipasi pada program pengawasan.
2.      Pencegahan sekunder yaitu: untuk mencegah terjadinya komplikasi STD seperti : PID pad waktu dengan GO.
3.      Pencegahan tertier, berfokus untuk menurunkan efek dari komplikasi seperti : steril atau mandul.
Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan terhadap individu yang tidak terinfeksi sangat efektif dilakukan melalui sekolah-sekolah dan kelompok masyarakat remaja dan dewasa muda
Di klinik, untuk pasien yang pertama kali mengalami STD akan merasa takut, berdosa dan tidak aman, sehingga perlu pendekatan psikologis sosial. Pendidikan kesehatan yang diberikan di klinik mencangkup : cara kerja obat, durasi, efektif, efek samping, keuntungan dan kunjungan ulang, kegagalan pengobatan akan menyebabkan remfeksi juga diberi informasi tentang : cara transmisi penyakit, proses reinfeksi, hentikan hubungan seksual jika mungkin, jika tidak bisa mengamankan kondom.
Untuk perawatan diri perlu diinformasikan tentang hal-hal sebagai berikut:
a)      cuci tangan dan mandi dalam frekuensi sering.
b)      Jangan lakukan (kotraindikasi) douching kecuali untuk pemberian obat-pbatan.
c)      Pergunakan pakaian dalam dari katun.
d)     Jangan mempergunakan lotion, cream, minyak pada luka kecuali diprogramkan.

4.      AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)

AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yaitu HIV (Human Immunodeficiency Virus) ditandai dengan sindroma menurunnya sistem kekebalan tubuh. Penyebab utama AIDS adalah HIV. HIV dapat ditransmisi melalui kontak seksual, darah atau produk darah dari ibu kepada bayinya. HIV tidak dapat ditransmisi melalui kontak didalam rumah, sekolah atau tempat kerja.
Gejala pertama AIDS muncul rata-rata 10 tahun dari saat terinfeksi HIV, yang selanjutnya menunjukan gejala berbagai penyakit dan menyebabkan kematian dalam waktu 1-3 tahun.
Dalam masa 10 tahun dari saat terinfeksi HIV, sipengidap tampak “sehat” namun berkemampuan untuk menularkan HIV kepada orang lain melalui hubungan seksual (berganit-ganti pasangan),melalui darah atau produk darahnya(secara suntikan, tranfusi dan transplantasi organ dari sipengidap HIV) dan melalui proses melahirkan dari ibu sipengidap HIV kepada janin atau bayinya.
Tanda dan Gejala
Gejala Mayor
a)      Pada prang dewasa terdiri dari:
·         Penurunan berat badan lebih dari 10%
·         Diare kronik lebih dari satu bulan.
·         Demam lebih dari satu bulan (kontinyu atau intermiten)
b)      Pada anak terdiri dari:
·         Penurunan berat badan atau pertumbuhan lambat yang abnormal.
·         Diare kronik lebih dari satu bulan.
·         Demam lebih dari satu bulan.
Gejala Minor
a)      Pada orang dewasa terdiri dari:
·         Batuk lebih dari satu tahun.
·         Dermatitis pruritus umum.
·         Herpes Zoster rekurens.
·         Candidiasis orofarings.
b)      Pada anak terdiri dari:
·         Limfadenopati umum.
·         Candidiasis oroforings.
·         Infeksi umum yang terulang (otitis, faringitis)
Pemeriksaan
·         PCR ( Polymerase Chain Reaction)
·         ELISA, sensitivitasnya hingga 98,1-100 %. Memberikan hasil positif setelah 2-3 bulan. Hasil positif dikonfirmasi dengan pemeriksaan Western Blot
·         Western Blot, sensitivitasnya hingga 99,6-100 %
·         IFA ( Immunofluorescent Assay )
·         RIPA ( Radioimmunopraecipitation assay )
Pengobatan
a.       Infeksi Dini
·         Antiviral Zidovudin (ZDV) 500-600 mg/hari, sewaktu pasien terjaga 100 mg/4jam
·         Didanosis (bila tidak toleran pada ZDV), 2x100 mg/12 jam (BB <60kg), atau 2x125 mg/12 jam (BB>60 kg)
b.      Stadium lanjut
Umumnya dapat terjadi infeksi oportunistik yang mengancam jiwa. Sehingga perlu diberikan multidisipliner.
·         Zidovudin (ZDV) 1000 mg/hari dalam 4-5 kali pemberian (BB 70 kg)

c.       Fase terminal
Penyakita pada fase ini sudah tidak dapat teratasi, pengobatan hanya simptomatik hanya untuk agar pasien merasa nyaman, bebas dari rasa mual dan sesak, mengatasi infeksi yang ada, dan mengurangi rasa cemas.

5.      Kandidosis Vaginalis
Merupakan penyakit jamur yang disebabkan kandida C. Albicans yang bersifat akut dan subakut pada vagina dan vulva.
Tanda dan Gejala
·         Rasa gatal / iritasi disertai keputihan yang tidak berbau atau dapat bau asam (khas)
·         Keputihan seperti susu pecah (khas)
·         Pada dinding vagina dijumpai gumpalan keju (cottage cheeses)
Pemeriksaan
·         Pemeriksaan mikroskopis dengan KOH 10%, terlihat pseudohifa
·         Pewarnaan gram, memberikan hasil (+)
Pengobatan
·         Mikonazol / klotrimazol 200 mg intravaginal / selama 3 hari
·         Klotrimazol 500 mg intravaginal dosis tunggal
·         Krim klotrimazol 1% atau mikonazol 2% selama 7-14 hari, atau saleb tiokonazol 6,5 % sekali oles

6.      Trikomoniasis

Infeksi urogenital bersifat akut hingga kronik yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Masa tunasnya 4 hari sampai 3 minggu. Mengenai dinding vagina daerah forniks posterior.
Tanda dan Gejala
a.       Pada wanita:
·         Pada vagina terdapat seropurulen berwarna kekuning-kuningan atau kuning kehijauan, berbau tidak enak dan berbusa
·         Terdapat strawberry apperance, berupa dinding vagina kemerahan, terdapat abses kecil tampak granulasi berwarna merah. Sekret ini dapat mengakibatkan iritasi pada lipat paha atau sekitar genitalia
·         Uretritis
·         Bartolinis
·         Skenitis
·         Sistitis

b.      Pada pria:
·         Disuria
·         Poliuria
·         Mukopurulen
·         Pada urin terdapat benang-benang halus dan keruh pada pagi hari
Pemeriksaan
Dapat dilakukan secara mikroskopis sediaan basah ( dengan garam faal, dapat terlihat pergerakan pasif), sediaan apus (dengan menggunakan Giemsa atau gram (+)), serta dengan cara dibiakan (pembenihan).
Pengobatan
Metronidazol peroral dosis tunggal 3x200 mg perhari selama 7 hari
Nimodazol dosis tunggal 2 g dan tinidazol dosis tunggal 1,5 g


DAFTAR PUSTAKA

  • Majoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta. Media Aesculapius. FKUI.
  • Prayetni. 1996. Asuhan Keperawatan Ibu dengan Gangguan Sistem Reproduksi. Jakarta. Depkes RI Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan
  • Keluarga berencana dan Kesehatan Reproduksi Berwawasan Jender. 2003.Jakarta. Badan Koordinasi KB Nasional.
  • Behrman, dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Volume 1. Nelson. Jakarta. EGC.
  • http://www.kesrepro.info
  • http://www.news-medical.net
  • http://www.penyakitmenularseksual.com/
By: Marsia Elda Lestari
AKADEMI KEBIDANAN BHINNEKA JAKARTA SATU )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar