Kritik dan Saran silahkan kirim pesan ke" bayz.pabayo@gmail.com "

Diagnosis Penyakit Jantung Dini


Untuk dapat Mendiagnosis suatu penyakit jantung sejak dini memerlukan beberapa kriteria sebagai patokan, yaitu mencakup Klasifikasi, Insiden, Prosedur, Penatalaksanaan dan Tanda-tanda suatu penyakit dicurigai penyakit jantung.

I.            KLASIFIKASI PENYAKIT JANTUNG ANAK.
1.      Berdasarkan akibat yang tampak pada kelainan :
a.       Golongan PJB dengan sianosis :
·         Dengan vascularises bertambah trunkus arteriosus persisten, TGA tanpa PS
·         Dengan vascularises berkurang PS berat pada neonatus, atresia pulmonal, TF, anomali Ebstein
b.      Golongan PJB tanpa sianosis
·         Dengan vascularises paru normal stenosis aorta, stenosis pulmonal, koartasio aorta, kardiopati
·         Dengan vascularises paru bertambah : ASD, VSD, defek atrio-ventricular
2.      Berdasarkan anatomi
a.       Kelainan aorta ( koartasio aorta )
b.      Kelainan arteri pulmonalis ( PS valvular )
c.       Kelainan katub atriventrikular ( septum atrium ventrikel,sistem vena )
3.      Berdasarkan fisiologis
a.       PJB yang dipengaruhi beban tekanan saja ( PS,AS )
b.      PJB yang dipengaruhi beban volume saja ( ASD,VSD )
c.       Kombinasi ( Tetralogi fallot, transposisi arteri-arteri besar (ATG)
4.      Demam rheuma

II.            INSIDEN
Golongan Umur
(tahun)
Jumlah Kasus Menurut Kelainan
Normal
TOTAL

Acquired Heart Disease

CHD
RHD
Non-RHD
0-2
398
0
14
93
505
2-6
165
16
31
177
389
6-12
142
117
43
225
527
>12
26
47
19
36
128
TOTAL
731
180
107
531
1549

Umumnya terbanyak VSD ( defek septum ventrikel ),kemudian menyusul VSD + PS (Stenosis Pulmonal), ASD (defek septum atrium), PDA (duktus arteriosus persisten), koarktasio aorta, Stenosis pulmonal , Stenosis aorta, Transposisi Arteri-arteri Besar (TGA), Tetralogi Fallot. Sedangkan demam reumatik merupakan penyebab terbanyak kelainan jantung didapat.

III.            PROSEDUR DIAGNOSTIK KARDIOLOGI ANAK.
A.    Anamnesis
Anamnesis tentang bayi dan anak yang tersangka menderita kelainan sistem kardiovaskular dapat memberi kepada pemeriksa : 1) informasi tentang diagnosis; 2) informasi tentang derajat kelainan atau penyaki; 3) informasi tentang etiologi; serta 4) informasi tentang interaksi kelainan jantung anak dengan keluarganya.
Gejala gagal jantung pada bayi paling sering terdapat pada bayi berusia 6 minggu sampai 3 bulan. Karena pada waktu tersebut resistensi tahanan vaskular paru telah menurun, sehingga pirau kiri ke kanan telah terjadi maksimal. Sebelum waktu tersebut, tekanan di jantung kanan dan kiri masih sama, sehingga tidak terjadi pirau kiri ke kanan, tapi sejak resistensi vaskular paru menurun, tekanan di jantung kanan berkurang, sehingga terjadilah pirau dari kiri ke kanan.

Terdapat 6 keluhan yang sering didapat pada anamnesis.
1.      Sianosis
Pada umumnya saat timbul dan derajat sianosis setara dengan derajat kelainan. Makin dini sianosi tampak, makin berat kelainan yang ada, dan makin nyata sianosis makin berat pula kelainan jantungnya.
Sianosis harus dibedakan dengan serangan kejang napas (breath-holding spells). Pada serangan sianotik bayi bernapas dengan cepat dan dalam, sedang pada kejang napas sianosis akan terlihat setelah bayi menangis lama dengan menahan napas. Kegagalan membedakan kedua hal ini akan membawa konsekuensi yang dapat merugikan pasien.
§  Empat (4) hal pada anak yang diperhatikan pada anak dengan sianosis;
1.      Kapan mulai timbul → segera setelah lahir atau beberapa minggu / bulan kemudian.
2.      Frekuensi dan lamanya setiap kali serangan timbulnya sianotik.
3.      Derajat sianotik → menetap atau berkurang atau bertambah.
Bila bayi menjadi biru bila menangis biasa, mungkin ini disebabkan oleh kelainan jantung. Tetapi bila biru hanya timbul bila menangis lama sambil menahan napas seperti ketakutan / marah, hal ini disebut sebagai kejang napas (breath-holding spells).
4.      Faktor – faktor pencetus yang dapat menimbulkan serangan sianotik.
Setelah berjalan, menangis, atau yang lain.
           
2.      Kesukaran minum/menyusu.
Sering terjadi pada bayi yang menderita gagal jantung. Dapat menyebabkan dispnea atau diaphoresis saat menyusui.

3.      Hambatan pertumbuhan
Kelainan janutng bawaan yang disertai dengan peningkatan aliran darah ke paru, hipoksemia berat, atau gagal jantung kongestif kronik seringkali menyebabkan gangguan pertumbuhan fisis.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pada penyakit jantung dengan pirau kiri ke kanan, berat badan yang semakin menyimpang dari nilai normal merupakan petunjuk bahwa kompensasi tidak dapat dicapai sepenuhnya.

4.      Intoleransi pada latihan fisik
      Orang tua pasien diminta untuk membandingkan dengan anak sebaya, apakah anak tampak lebih mudah lelah, napas menjadi cepat setelah melakukan aktivitas yang biasa, atau sesak napas dalam keadaan istirahat.
      Untuk bayi, anamnesis difokuskan pada keadaan bila ia menyusu. Bayi dengan gagal jantung hanya mampu minum dalam jumlah sedikit, sering beristirahat, menjadi sesak napas waktu mengisap, dan banyak berkeringat. Setelah itu bayi akan tertidur, dan akan kembali terbangun, karena memang masih lapar.

5.      Infeksi saluran napas berulang
      Pasien dengan penyakit jantung dengan pirau kiri ke kanan seringkali mendapat infeksi saluran pernapasan, dan bila terkena lebih lama sembuh dibanding pada anak normal. Sering serangan infeksi saluran napas berlanjut menjadi pneumonia yang sering sulit dibedakan dari gagal jantung.           

6.      Nyeri dada
Biasanya bukan merupakan manifestasi penyakit jantung pada penderita pediatri, walaupun keluhan ini sering merupakan sebab untuk rujukan ke ahli jantung anak, terutama pada remaja. Perlu ditanyakan juga apakah nyeri tersebut ada hubungan dengan aktivitas. Juga ditanyakan tentang lamanya, sifatnya dan penjalarannya ke bagian badan yang lain.

Riwayat Kehamilan Ibu
Adanya riwayat ibu yang sewaktu hamil minum obat-obat tertentu (obat batuk pilek atau aminofilin obat asma yang dapat mengakibatkan takikardi dan palpitasi) atau mengalami perdarahan pada trimester pertama.

Riwayat Keluarga
Ada kecenderungan familial baik pada penyakit jantung bawaan, maupun penyakit jantung didapat. Kemungkinan terdapatnya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melittus, hipertensi, cacat bawaan, penyakit jantung, dll.

B.     Pemeriksaan Fisik
Gambaran Umum
a.      Keadaan umum → status gizi, BB, TB.
b.      Terdapatnya kelainan bawaan lain atau sindrom tertentu
SINDROM
PENYAKIT JANTUNG BAWAAN TERSERING
Sindrom Down (Trisomi 21)            
ASD, VSD
Trisomi 17-18 dan 13-15
VSD
Turner (XO)
Koarktasio Aorta
Turner lelaki (XO) dan mosaik (XO/XY)
Stenosis Pulmonal
Rubela
PDA, Stenosis Pulmonal

c.       “Malar flush”
→ Pada curah jantung yang berkurang dan berlangsung kronis terlihat gambaran pipi kebiru – biruan akibat dilatasi kapiler dermis. Keadaan ini tampak pada stenosis mitral dengan komplikasi hipertensi pulmonal.

d.      Sianosis (serangan anoksik, / serangan hipoksik / takipnea paroksismal).
Adalah warna kebiruan pada kulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh kadar “reduced Hb” lebih dari 5 g% di kapiler kulit.
Jenis – jenis sianosis;
Sianosis Perifer
Aliran darah yang melambat di daerah yang sianotik menyebabkan kontak darah lebih lama dengan jaringan sehingga pengambilan oksigen lebih banyak daripada normal. Vasokonstriksi sebagai kompensasi curah jantung yang rendah biasanya juga menyebabkan sianosis perifer dan kelihatan di daun telinga, ujung jari, dan ujung hidung. Gangguan sirkulasi seperti renjatan juga menyebabkan sianosis perifer.
Sianosis Sentral
Sianosis ini disebabkan oleh berkurangnya saturasi oksigen arteri sistemik. Sianosis sentral lebih jelas terlihat di mukosa bibir, lidah dan konjungtiva. Sianosis sentral dapat disebabkan oleh kelainan jantung atau kelainan paru. Secara klinis – terutama pada neonatus - biasanya dapat dibedakan dengan cara jika pada kelainan paru, dengan menangis sianosis akan berkurang; sedangkan pada kelainan jantung, dengan menangis sianosis malah akan bertambah.
Sianosis Diferensial
Pada keadaan ini kepala dan ekstremitas atas tampak merah, sedangkan tubuh bagian bawah / ekstremitas bawah tampak biru. Terdapat pada koarktasio aorta pasca ductus atau duktus arteriosus persisten dengan hipertensi pulmonal dan pirau kanan ke kiri.

Pemeriksaan Kardiovaskular
a.      Pemeriksaan Jantung
ü  Inspeksi
1.      Apakah ada deformitas dada.
§  Asimetri dada/ kelainan bentuk dada (pektus ekskavatum, pektus karinatum) → akibat hipertrofi cardiac.
§  Penonjolan dinding dada di garis mamilaria → akibat hipertrofi ventrikel kiri.
§  Bentuk dada yang membulat ke depan → hipertensi pulmonal pirau kiri – kanan.
2.      Ictus cordis pada dinding dada. (sulit dinilai pada neonatus dan anak yang gemuk).
3.      Pulsasi pembuluh darah di leher, dada, dan perut → yg mungkin disebabkan oleh hiperaktivitas ventrikel kanan.

ü  Palpasi
Dengan palpasi kita raba denyutan jantung, aktivitas ventrikel, dan getaran bising (thrill).
                    i.            Denyutan jantung → dengan berdiri di sebelah kanan penderita yang terlentang, jari – jari tangan kanan pemeriksa diletakkan di sela – sela iga ke-4, 5, dan 6 pada linea aksilaris anterior kiri penderita. Palpasi diteruskan ke medial sampai teraba impuls jantung yang terkeras.
                  ii.            Aktivitas ventrikel → pada hiperaktivitas ventrikel kiri teraba lifting di sebelah lateral dari garis mid-klavikular kiri, sedangkan pada hiperaktivitas vnetrikel kanan teraba heaving di daerah parasternal kiri bawah dan subxifoid.
                iii.            Getaran bising (thrill / bising jantung yang dapat diraba) → caranya adalah dengan meletakkan telapak tangan secara ringan di dinding dada. Perhatikan waktu terjadinya bising, lokasi, dan bila ada penjalarannya. Getaran bising di daerah suprasternal biasanya disebabkan oleh stenosis aorta, stenosis pada trunkus, atau stenosis pulmonal.

ü  Auskultasi
Yang harus diperhatikan dalam auskultasi jantung anak;
i.        Secara tradisional ada 4 daerah auskultasi. Tatapi sebaiknya jangan hanya daerah – daerah ini yang didengarkan saja, karena kita bisa kehilangan banyak informasi yang berharga. Bila mungkin anak diletakkan berbaring telentang; stetoskop diletakkan mulai dari apeks ke arah tepi kiri sternum kemudian menuju ke basis jantung, kemudian ke sepanjang tepi kanan sternum dan akhirnya seluruh dinding depan dan belakang toraks harus diperiksa.
ii.      Pemeriksa harus menentukan fase siklus jantung.
iii.    Menentukan bunyi jantung I & II, bila ada BJJ III & IV.
iv.    Bising jantung serta bunyi tambahan lainnya → secara umum dibagi menjadi;
Bising Organik Bising jantung organik adalah aliran turbulen darah melalui jalan yang sempit oleh karena defek anatomi
Bising Fungsional → yang terjadi akibat keadaan curah jantung yang meningkat, misalnya pada anemia, demam, tirotoksikosis, latihan fisis, anxietas, dan lain – lain.
Bising Inosen bising yang tidak berhubungan dengan kelainan organik atau kelainan struktural jantung. Bising ini sering sekali ditemukan pada anak normal; pada lebih dari 75% anak normal pada suatu saat dapat detemukan bising inosen
Karakteristik bising inosen :
§  Hampir selalu berupa bising ejeksi sistolik, kecuali dengung vena (venous hum) dan bising a. Mamaria (mammary souffle)yang bersifat bising kontinu.
§  Berderajat 3/6 atau kurang, sehingga tidak disertai getaran bising
§  Penjalarannya terbatas, meskipun kadang-kadang dapat terdengar pada daerah luas di prekordium.
§  Cenderung berubah intensitasnya dengan perubahan posisi; biasanya bising ini terdengar lebih baik bila pasien terlentang dan menghilang atau melemah bila pasien duduk, kecuali pada dengung vena yang justru baru dapat terdengar bila pasien duduk.
§  Tidak berhubungan dengan kelainan struktural jantung.

v.             Perubahan bunyi atau bising jantung pada fase – fase respirasi serta perubahan posisi duduk, duduk dengan menunduk serta miring ke kiri.
vi.           Stetoskop disesuaikan besarnya anak.
vii.        Stetoskop sungkup → lebih baik untuk mendengar bunyi – bunyi berfrekuensi rendah (BJ III/IV, atau bising mid-diastolik pada stenosis katup atrioventrikular).
viii.Stetoskop diafragma → lebih baik untuk BJJ I/II, atau bising sistolik pada defek septum ventrikel atau insufisiensi mitralis.

Beberapa Macam Derajat Bising Jantung Berdasarkan Leathan
DERAJAT I
bising sangat lemah, hanya terdengar oleh pemeriksa yang berpengalaman di tempat tenang
DERAJAT II
bising yang lemah tapi mudah di dengar, penjalaran terbatas
DERAJAT III
bising yang cukup keras, tidak disertai getaran bising, penjalaran sedang sampai luas
DERAJAT IV
bising yang keras dengan disertai getaran bising, penjalaran luas.
DERAJAT V
bising yang keras yang juga terdengar bila stetoskop tidak seluruhnya menempel pada dinding dada penjalarannya sangat luas
DERAJAT VI
bising sangat keras, terdengar bila stetoskop diangkat 1 cm dari dinding dada, penjalarannya sangat luas

ü  Perkusi
Tidak terlalu memberikan informasi apa – apa akibatnya tipisnya dinding dada.

b.      Pemeriksaan Nadi
·         Frekuensi → takikardia, takiaritmia, bradikardia, bradiaritmia
·         Irama → aritmia (nadi cepat pada saat inspirasi dan lambat pada saat ekspirasi), bigemini, trigemini, sistol premature
·         Amplitudo → besar (pulsus seler), kecil (pulsus parvus et tardus), berubah (pulsus alternans, pulsus paradoksus).

c.       Pengukuran Tekanan Darah
·         Peningkatan sistolik tanpa diastolik
·         Sistolik rendah dengan diastolik normal
·         Tekanan darah yang tinggi pada extremitas superior dengan tekanan yang rendah pada extremitas inferior
·         Tekanan darah yang rendah atau tidak terukur pada extremitas superior dengan tekanan darah pada extremitas inferior normal
·         Pulsus paradoksus

Tabel Frekuensi Nadi Normal pada Saat Istriahat
(Daniel Bernstein, Nelson Pediatric Textbook)

Umur
Batas Normal Terendah
Rata-Rata
Batas Normal Tertinggi
Neonatus
70/menit
125/menit
190/menit
1-11 Bulan
80
120
160
2 Tahun
80
110
130
4 Tahun
80
100
120
6 Tahun
75
100
115
8 Tahun
70
90
110
10 Tahun
70
90
110

Wanita
Pria
Wanita
Pria
Wanita
Pria
12 Tahun
70
65
90
85
110
105
14 Tahun
65
60
85
80
105
100
16 Tahun
60
55
80
75
100
95
18 Tahun
55
50
75
70
95
90


C.    Pemeriksaan Radiologi
a.       Foto torak
§  Struktur Ekstrakardiak
ü  Kelainan dinding dan vertebrae torakalis
ü  Diafragma paru
ü  Parenkim paru
§  Struktur cardiovascular
ü  Posisi organ ; jantung, lambung, hati
ü  Ukuran dan bentuk jantung
ü  Kelainan arkus aorta
b.      CT scan
Menggunakan sinar x dan citra yang dihasilkan merupakan irisan melintang ( axial ) dari organ yang diperiksa.
MRI tidak menggunakan sinar x karena memakai medan magnit yang kuat. Proyeksi dapat dilakukan dari segala jurusan.
c.       Ekokardiografi

Empat (4) hal yang perlu diperhatikan pada pemerikasaan radiologik anak dengan penyakit jantung
1.      Ukuran jantung dan pembesaran jantung
Ukuran jantung dinyatakan dengan Rasio Jantung Toraks ( RJT ) yaitu perbandingan diameter transversal jantung dan diameter terbesar dinding dada bagian dalam.

2.      Bentuk jantung dan posisi jantung
Dalam keadaan normal gambaran foto PA jantung berbentuk seperti buah per.
Ÿ  Tetralogi fallot : seperti sepatu (coeur en sabot); besar jantung normal, segmen pulmonal cekung, aorta besar, sedang apeks terangkat karena hipertropi ventrikel kanan.
Ÿ  Transposisi arteri besar; egg shaped heart/ egg on side heart : bentuk mirip telur dengan mediastinum sempit oleh karena posisi aorta di depan arteri pulmonalis.
Ÿ  Anomali total drainase vena pulmonalis ; jantung “manusia salju “ atau angka delapan bagian atas jantung lebar oleh karena vena kava superior atau vena inominata atau keduanya
Ÿ  Anomali ebstein : besar atrium di kanan yang masif dan terlihat membulat
Ÿ  Trunkus arteriosus: arkus aorta di kanan dan vascularises paru meningkat.

3.      Status vaskularisasi paru
Untuk menilai status homodynamic vaskularisasi paru yang normal menyingkirkan terdapatnya pirau kiri ke kanan yang bermakna, kongesti vena paru, atau berkuranganya aliran ke paru
Vaskularisasi paru yang berkurang merupakan tanda obstruksi pada jalan keluar ventrikel kanan dengan pirau ke kiri intrakardiak karena arteri pulmonalis kecil maka konus arteri pulmonalis juga tampak cekung. Apabila obstruksi jalan keluar ventrikel kanan cukup berat maka makin terjadi hipertrofi ventrikel kanan yang mengakibatkan apeks jantung terangkat gambaran yang khas terjadi tetralogi fallot.
Vaskularisasi paru bertambah selalu berarti abnormal. Penting dibedakan antara vaskularisasi arteri paru yang meningkat akibat pirau kiri ke kanan atau peningkatan vaskularisasi vena paru akibat adanya obstruksi vena pulmonalis. Pembesaran a.pulmonalis menunjukkan bertambahnya alirah darah pirau kiri ke kanan yang bermakna. Contoh yang paling sering adalah ASD, VSD, PDA.

4.      Kelainan parenkim paru dan struktur ektrakardiak lain.

D.    Pemeriksaan EKG

IV.            TUJUH (7) KEADAAN PASIEN PENYAKIT JANTUNG UNTUK MENENTUKAN SIKAP SELANJUTNYA.
1.      Gagal jantung
Ÿ  Suportif
Tirah baring ( istirahat mutlak di tempat tidur )
Terutama diperlukan pada anak-anak besar yang menderita gagal jantung, dengan posisi setengah duduk dalam suasana sesantai mungkin. Bayi dapat ditidurkan dengan posisi 30-40.
Ÿ  Medikamentosa
Digitalis → Tujuan penggunaannya adalah untuk memperlambat frekuensi denyut jantung, memperkuat kontraksi otot jantung, dan meninggikan curah jantung
Diuretik → Sangat bermanfaat untuk mongering gejala bendungan,bila pemberian digitalis saja tidak memadai
  Morfin dan amonium → Untuk gagal jantung akut dengan edema paru hebat
Vasodilator → Banyak dipergunakan pada pasien gagal jantung yang tidak memberi respon yang memuaskan dengan pengobatan klasik
Ÿ  Dietetik
Pemberian minum dengan porsi kecil tapi sering sehingga kebutuhan cairan dan kalori terpenuhi
Ÿ  Terapi bedah
Dilakukan bila terapi medikamentosanya tidak memadai

2.      Disritmia jantung
·         Pengobatan darurat
Penting untuk menghentikan takidisritmia secepatnya dengan
ü  Rangsangan vagus,dapat dilakukan dengan refleks diving ( kantong es pada wajah pasien ) pemijatan sinus koromikos, muntah, manuver valsava
ü  Rangsangan mekanik dengan pemukulan dada
ü  Farmakologi dengan digoksin intravena,propanolol intravena
·         Pengobatan bukan darurat
ü  Digoksin oral
ü  Propanolol oral
ü  Verapamil oral

3.      Henti jantung
·         Resusitasi
ü  Bebaskan jalan napas
ü  Lakukan pernapasan buatan
ü  Masase jantung
·         Memperbaiki irama jantung
·         Perawatan dan pengobatan complicacy

4.      Aritmia
·         Takidisritmia : kuninidin,prokainamid
·         Disritmia karena digitalis : fenitoin
·         Tachycardia atau fibrilasi ventrikel breathy : bretilium
·         Takiritmia SV : verapamil

5.      Payah jantung
Pengobatan :
·         Istirahat
·         Oxygen
·         Obat penenang
·         Perbaiki anemia
·         Antibiotik
·         Digitalis
·         Diuretik

6.      Hipertensi pulmonal
7.      Demam rheumatik

V.            KEADAAN AKUT PENYAKIT JANTUNG YANG SEGERA HARUS DILAKUKAN TINDAKAN.
1.            Angina pectoris yang tidak hilang dengan istirahat
2.            Muka pucat dan tachycardia
3.            Didapatkan keadaan dispnea,takipnea ortopnea
4.            Aritmia 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar