Infeksi saluran kemih sering menyebabkan septisemia.
Tingginya angka infeksisaluran kemih pascabedah disebabkan sistitis, seperti
pada batu buli-buli, pemasangan kateter, dan prostatitis. Kateter diuretra, menyebebkan bakteriuria setelah 3-4
harisehingga sebaiknya dipasang kateter system tertutup yang perlu diganti
setiap minggu. Kuman yang tersering menjadipenyebab infeksisaluran kemih adalah
E.coli disusul dengan proteus mirabilis, enterobakter sp., dan pseudomonas.
Antibiotik yang dipakai disesuaikan dengan kuman yang ditemukan. Untuk
antibiotik oral dapat dipakai sediaan nitrofurantoin, ampisilin, dan penisilin
G.
Ginjal.
Ginjal
pertama kali diperiksa dengan pasien
berada dalam posisi tegak. Harus diperhatikan apakah ada pembengkakan atau
asimetri dari regio kostovertebra atau adanya benjolan. Dengan membandingkan
warna disekitarnya, hematom, trauma dan excoriasi. Palpasi lembut dari region
kostovertebra diikuti oleh perkusi tajam. Palpasi dilakukan dengan pemeriksaan
bimanual pada daerah dibawah lengkung iga dengan pemeriksaan perabaan
ginjal, ballotemen, dan nyeri tekan.
Pada perkusi terdapat nyeri tekan pada daerah prostat. Bila telah terjadi
metastasis dapat ditemukan hepatomegali dan limfadenopati supraklavikula.
Ureter. Karena lokasinya pada retroperitoneum maka
ureter tidak dapat dipalpasi.
Buli-buli.
Pada tahap awal terjadi resistensi pada leher buli-buli. Pada inspeksi
bandingkan warna, benjolan dan masa pada buli-buli. diperiksa dengan pasien
dalam keadaan pasien baring terlentang, dan bila kosong tidak dapat dipalpasi.
Dengan residu urin yang tinggi dapat diraba sebagai masa diabdomen bagian
bawah.½ pusat – symphisis pubis/ 3 jari dibawah pusat terdapat konsistensi
kistik, kenyal, atau padat.
Genitalia.
Pemeriksaan pada genitalia dimulai dengan melakukan inspeksi pada skrotum. Pemeriksaan skrotum dilakukan berhubungan
dengan pemeriksaan penis. Penggunaan senter untuk mengetahui lesi-lesi transiluminasi dapat membantu diagnosis.Kedua
sisi diperiksa untuk melihat adanya perbedaan ukuran yang nyata, derajat
bengkak, eritema, perbedaan ketebalan kulit dan posisi testis. Terdapatnya
bengkak yang unilateral tanpa diikuti perubahan warna kulit menandakan adanya
hernia atau hidrokel. Bila kulit skrotum terlihat mengkilat, gambaran blue
dot sign dari testis ataupun appendiks epididimis yang infark akan
terlihat. Palpasi dimulai dari daerah inguinal untuk menyingkirkan hernia
inguinalis inkarserata. Kemudian dilanjutkan dengan mempalpasi didaerah
funikulus. Adanya funikulus spermatikus yang menebal dan teraba lembut
mendukung torsio tests, sedangkan bila teraba lembut saja mengindikasikan
epididimitis. Penis dapat diperiksa pada pasien dalam posisi tegak atau
berbaring terlentang. Jika pasien tidak disirkumsisi maka prepusium harus
ditarik. Meatus uretra, prepusium, dan glans penis harus diperiksa. Anak laki-laki diperiksa sambil berdiri
sehingga dapat dilihat posisi testis. Adanya peninggian dari salah satu testis
menandakan adanya torsio testis. Pada kulit skrotum teraba panas, merah dan
bengkak karena adanya udem dan infiltrate serta Funikulus spermatikus juga
turut meradang menjadi bengkak dan nyeri. Pada palpasi bandingkan tinggi testis
satu sama lain.
Masa skrotum
1. Epididimitis;
epididimitis akut adalah akibat infeksi retrograde dari prostat, uretra, atau
kantung kemih. Skrotum sangat nyeri tekan; kulit diatasnya merah dan eritem.
Mungkin ditemukan massa dalam skrotum. Epididimitis kronis nonspesifik adalah
epididimitis akut yang penyembuhannya tidak sempurna. Mungkin ditemukan massa
skrotum yang berindurasi yang nyeri tekan. Epididimitis tuberkulosa tidak nyeri
tekan, keras seperti batu, dan berhubungan dengan indurasi vas deferens.
Epididimitis steril atau kimia dapat terjadi akibat ekstravasasi retrograd dari
urin kedalalm akibat tekanan abdominal.
2. Varikokel;
lebih umum terjadi pada sisi kiri karena vena spermatika sinistra berdrainase
kedalam vena renalis sinistra yang biasanya letaknya lebih tinggi. Secara khas
gambarannya mirip dengan kantong yang penuh cacing pada skrotum. Keadaan akut
varikokelpada penderita berusia diatas 40 tahun mungkin berhubungan dengan
invasi dari tumor ginjal. Jika pasien sedang dilakukan pemeriksaan untuk
infertilitas, adanya varikokel mungkin merupakan tanda yang berguna. Pasien ini
mungkin mempunyai jumlah sperma yang kurang dengan motilitas yang menurun dan
perubahan pada morfologi sperma.
3. Hidrokel
: Hidrokel primer dapat unilateral atau bilateral,dengan adanya cairan diantara
tunika vaginalis. Tidak nyeri tekan, massa berisi cairan pada skorotum.
Hidrokel sekunder adalah akibat dari efusi serous dari sekitar
proses penyakit. Hidrokel akut dapat berhubungan dengan tumor testis.
Communicating hidrokel terdapat pada pasiendengan prosesus vaginalis yang
menetap.
4. Spermatokel
: Adalah kista dari duktus eferen dari rete testis. Terletak pada bagian kepala
dari epidididmisberupa massa yang kistik.
5. Tumor
testis : Nodul yang berada didalam testis adalah fanas kecuali dapat dibuktikan
sebaliknya. Biasanya padat dan tidak nyerri tekan. Pemeriksaan
ultra_sonografidapat menolong untuk memastikanya. Operasi dini adalah
penanganan yang diindikasikan.
6. Orkitis
akibat parotitis : Timbul mengikutiparotitis akut. Ditandai dengan pembengkakan
testistanpa adanya edemaskrotal.
7. Torsi dari testis; torsi dari testis menunjukan
torsi dari sperma. Pasien menunjukan dari gejala nyeri yang mendadak timbulnya
dan berhubungan dengan pembengkakan skrotum serta edema. Testis terangkat
didalam skrotum dan sangat nyeri tekan sewaktu dilakukan palpasi. Reflek
kremaster biasanya tidak ada. Mungkin dikacaukan dengan epididimitis akut;
skening testiskular isotopic dapat membantu diagnosis. Detorsi dan orkidopeksi
bilateral harus dilakukan secepat mungkin. Apendiks testis adalah sisa
embriologi diatas testis, juga dapat mengalami torsi . hal ini dapat dideteksi
sebagai titik hitam pada transiluminasi.
Prostat.
Prostat diperiksa secara transrektal dengan palpasi digital atau
ultrasonografi. Dapat dilakukan pada pasien dengan posisi rekumben lateral atau posisi membungkuk. Prostat normal
besarnya dua jari dengan sulkus diantara kedua lobusnya. Konisistensi dari
prostat normal dan hipertropi jinak sama
seperti pada eminensia thenar. Sebaliknya, karsinoma prostat teraba sangat
keras seperti batu dan membesar. Krepitasi menandakan batu pada prostat.
Peradangan akut dari prostat akan menyebabkan nyeri tekan atau fluktuasi pada
pemeriksaan.
Uretra pada vagina. pemeriksaan pelvis wanita
dibutuhkan untuk mengevaluasi saluran kemih bagian bawah. Adanya lesi-lesi
uretral, sistokel, atau uretrokeldapat ditentukan. Divertikulumuretra dapat
dideteksi dengan keluarnya materi purulen pada penekanan.
Daftar Pustaka
Schwartz Shires Spencer. Intisari Prinsip – Prinsip
Ilmu Bedah edisi 6. EGC.
Arif Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Kedokteran jilid
2. Edisi ke 3.
R. Sjamsuhidajat dan Wim de jong. Buku Ajar Ilmu
Bedah edisi 2. EGC
Bedah Urologi « Rizsa82’s Weblog.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar