Laringitis akut dan Croup syndrome adalah suatu fase infeksi virus pada saluran pernafasan atas yang sembuh sendiri, pada umumnya merupakan kelanjutan dari rinofaringitis yang menimbulkan sumbatab jalan nafas pada anak.
- Virus : influenza, adenovirus, streptococcus
- Trauma
- Bahan kimia
- Alergi
- Pemakaian suara yang berlebihan
Patogenesis
1. Laringitis
Hampir semua penyebab inflamasi ini adalah virus. Invasi bakteri mungkinsekunder. Laringitis biasanya disertai rinitis atau nasofaringitis. Awitan infeksimungkin berkaitan dengan pemajanan terhadap perubahan suhu mendadak, defisiensidiet, malnutrisi, dan tidak ada immunitas. Laringitis umum terjadi pada musim dingindan mudah ditularkan. Ini terjadi seiring dengan menurunnya daya tahan tubuh darihost serta prevalensi virus yang meningkat. Laringitis ini biasanya didahului olehfaringitis dan infeksi saluran nafas bagian atas lainnya. Hal ini akan mengakibatkaniritasi mukosa saluran nafas atas dan merangsang kelenjar mucus untuk memproduksimucus secara berlebihan sehingga menyumbat saluran nafas. Kondisi tersebut akanmerangsang terjadinya batuk hebat yang bisa menyebabkan iritasi pada laring. Danmemacu terjadinya inflamasi pada laring tersebut. Inflamasi ini akan menyebabkannyeri akibat pengeluaran mediator kimia darah yang jika berlebihan akan merangsangpeningkatan suhu tubuh.
2. Croup Syndrome
Transmisi virus (terutama parainfluenza dan RSV) dapat terjadi karena adanya inokulasi direk dari sekresi yang membawa virus lewat tangan atau melalui partikel aerosol besar yang masuk lewat mata ataupun hidung. Infeksi virus pada laringotrakheitis, laringotrakeobronkitis dan laringotrakeobronkopneumonia biasanya berawal dari nasofaring atau orofaring yang kemudian turun sampai ke laring dan trakea setelah masa inkubasi 2 – 8 hari. Terjadi peradangan difus yang menyebabkan eritema dan edema pada mukosa dinding saluran pernafasan. Laring adalah bagian yang paling sempit pada saluran pernafasan atas, yang membuatnya sangat rentan terhadap terjadinya obstruksi. Terjadinya edema mukosa yang sama pada dewasa dan anak-anak akan menyebabkan penyempitan yang berbeda. Edema mukosa dengan ketebalan 1mm akan menyebabkan penyempitan jalan nafas sebesar 44% pada anak dan 75 % pada bayi. Sedangkan pada dewasa hanya akan menyebabkan penyempitan sebesar 27%. Edema mukosa pada daerah glottis akan menyebabkan terganggunya mobilitas pita suara. Edema pada daerah subglotis juga dapat menyebabkan gejala sesak nafas. Penyempitan saluran nafas akibat inflamasi ini menyebabkan turbulensi udara yang menyebabkan terjadinya stridor. Pada latingotrakeitis akut terdapat daerah edematous yang secara histologis mengandung infiltrat seluler pada lamina propria, submukosa dan advensisia. Infiltrat ini mengandung histiosit, limfosit, sel plasma, dan neutrofil.
Tiga gejala obstrksi saluran respiratorik
1. Disfoni
2. Stridor
3. Disfagi
Gejala dan tanda laringitis akut
- Nyeri tenggorokan
- Batuk
- Serak
- Stidor inspiratoir berat
- Dispnea
- Gelisah
- Obstruksi jalan nafas
- Retraksi
- Mukosa hiperemis
- membengkak
- Pada laringoskopi : edema radang plica vocalis dan jaringan subglotis
Gejala dan tanda Croup Syndrome
1. Batuk ringan – keras dan kasar
2. Gelisah, cemas
3. sianosis
4. Stridor respirasi yang intermitten
5. Perlebaran bulu hdung
6. Retraksi suprasternal, infrasternal dan intracostal
7. Anak lebih suka duduk tegak
8. Khas : tanda menara pada radiografi
Anamnesis
· Identitas pasien
Untuk mengetahui epidemiologi penyakit pasien berdasarkan umur, jenis kelamin, keadaan sosio – ekonomi pasien yang biasanya hidup di daerah kumuh dengan sirkulasi udara yang buruk dan lembab
· Keluhan utama
Biasanya deman dan nyeri tenggorokan dan serak
· Riwayat penyakit dahulu
Pernah menderita gejalah yang sama pada musim dingin.
Medikamentosa
- Epinefrin racikan : 0,25 dari 2,25% dalam 2,5 ml larutan normo salin
- Derivat penisilin 3 * 50 mg/kgBB
- Deksametason IM 0,6 mg/kgBB
Kasus Rujukan
Pada gangguan jalan nafas lebuh lanjut, terjadi kelaparan udara/air hunger sehingga menyebabkan hipoksemia berat, hiperkapnea dan kelemahan, disertai dengan pengurangan pertukaran udara dan stridor, takikardia dan akhirnya meninggal karena hipoventilasi. Oleh karena itu, pasien yang sudah memilki tanda dan gejala awal gangguan jalan nafas lebih lanjut harus segera diberi oksigen sampai penderita dirujuk ke rumah sakit dimana manajemen optimal jalan nafas syok dimungkinkan.
Table perbedaan epiglotitis dengan laringotrakeobronkitis (Croup)
Epiglotitis | Croup | |
Umur Etiologi Tempat peradangan Awitan gejala Pernafasan Gejala – gejala : Penampilan Posisi Temperatur Distres pernafasan Retraksi Suara atau batuk Mulut | 3 – 5 tahun Hemofilus influenza(bakteri) Supraglotis Cepat (30 menit – 6 jam) Gelisah, sakit, toksik Tegak lurus, ke depan Biasanya tinggi (> 390C) Biasanya ada Biasanya terlambat ditemukan Terputus – putus/tidak ada Terbuka, rahang ke depan, dapat mengeluarkan liur | 3 bulan - 3 tahun Parainfluenza(virus) Subglotis Perlahan (1 – 4 hari) Non toksik bervariasi Normal - tinggi Bervariasi Progresif Serak/seal bark Tertutup, kemerahan pada hidung |
Tambahan pak, inhalasi epinefrin diberikan dengan dosis 0,5 mL/kg (max 5mL) tanpa pengenceran. Dapat diulang 3 jam kemudian bila pasien masih sesak.
BalasHapusKesehatan Anak